Pandemic Fund Jadi Juru Selamat Negara Miskin

Pandemic Fund Jadi Juru Selamat Negara Miskin

Badung, LINews – Negara-negara G20 resmi meluncurkan Pandemic Fund pada hari ini, Minggu (13/11/2022). Pandemic fund merupakan bentuk antisipasi risiko adanya pandemi di masa yang akan datang.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen melihat Pandemic Fund memberikan manfaat khusus, terutama bagi negara miskin untuk mengisi gap dalam infrastruktur kesehatannya. Dia menegaskan dirinya memandang positif pembentukan Pandemic Fund. Pertama, dana ini hadir untuk melengkapi pembiayaan lain yang telah ada.

“Sehingga Pandemic Fund tidak tumpang tindih dengan dana yang disediakan oleh negara lain,” ungkapnya.

Alih-alih, dana ini akan mengelontorkan pendanaan dari organisasi yang sudah ada, yakni Bank Dunia. Seperti diketahui, Bank Dunia telah diberikan mandat untuk menjadi trustee bagi pendanaan ini.

Kedua, pembiayaan Pandemic Fund harus menjadi katalis investasi dari berbagai sektor dalam rangka membentuk kesiapan pandemi yang akan memerlukan kolaborasi pendanaan.

“Ketika kami melihat rencana kerja Pandemic Fund, kita mempertimbangkan katalis kesehatan yang tentunya di berbagai negara.”

Ketiga, Pandemic Fund harus adaptive sehingga tidak menganggu pendanaan yang sudah ada. “Ini harus fleksibel dan inovatif,” tegasnya.

Kendati demikian, Yellen mengaku masih melihat kondisi yang menantang terkait dengan keberlanjutannya. Terakhir, Pandemic Fund akan inklusif dan transparan. Dia berharap pembiayaan ini dapat menghadapi dengan cepat ancaman munculnya patogen-patogen baru.

Selain itu, dia meminta agar komunikasi dari pandemic fund tetap kuat di antara negara donor atau stakeholder.

“Saya percaya pandemic fund adalah test case bagi komunitas global dan multilateral sistem maju bersama mengatasi tantangan,” tegasnya.

Adapun, Co-Chair Pandemic Fund M. Chatib Basri mengungkapkan bahwa Pandemic Fund dibentuk oleh G20 sebagai antisipasi jika terjadi pandemi lagi di masa depan.

“Pandemic Fund sejak dibentuk 8-9 September 2022 lalu sampai saat ini telah berhasil menghimpun dana US$ 1.4 miliar dari 24 donor,” paparnya.

Dana ini akan diberikan untuk investasi dalam bidang kesehatan di negara berpendapatan rendah dan menengah, menurut Chatib. nantinya, setiap sen dana yang diinvestasikan ini akan menyelamatkan nyawa dan juga biaya kesehatan di masa depan.

(Kade)