Bandung, LINews – Jakarta – Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berterimakasih atas dukungan masyarakat Jawa Barat yang telah memilih Prabowo Subianto dalam pergelaran Pilpres 2019. Meski begitu, ia meminta perbedaan pendukung Prabowo dan Joko Widodo (Jokowi) tak boleh terus dipelihara.
Hal itu ia sampaikan dalam acara silaturahmi dengan ulama, pimpinan ormas, akademisi, dan cendikiawan masyarakat Jawa Barat di Gedung Yayasan Darul Hikam, Bandung, Sabtu (23/4). Dalam kesempatan itu, Mulanya Muzani menerangkan pentingnya persatuan dan kesatuan.
Menurutnya, persatuan dan kesatuan sangat penting bagi Indonesia yang masih dilanda pandemi COVID-19. Untuk menjaga persatuan, jelas Muzani, masyarakat tidak boleh cepat tersinggung, apalagi mementingkan harga diri dan kepentingan pribadi.
“Itulah mengapa Pak Prabowo lebih memilih untuk menjaga persatuan bangsa seusai pilpres 2019. Pembelahan yang mengancam persatuan bangsa amatlah nyata dan Pak Prabowo tidak mau bangsa ini terbelah, apalagi sampai terjadi pertumpahan darah. Karena itu beliau memutuskan untuk menjaga persatuan ini dengan bersama-sama membangun pemerintah di bawah kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin,” kata Muzani dalam keterangannya, Minggu (24/4/2022).
Keputusan Prabowo itu, lanjut Muzani, sering disalahpahami. Banyak yang masih mencaci maki Prabowo karena memilih bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.
Muzani menambahkan, pemimpin bangsa terdahulu seperti Ir Soekarno memilih meninggalkan Istana Bogor daripada melawan rezim Orde Baru kala itu. Begitu pula dengan Soeharto memilih mundur ketika desakan demonstrasi begitu masif memintanya lengser. Demikian juga dengan Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Menurutnya Muzani, Jawa Barat harus dewasa dengan menerima kenyataan politik. Karena, persatuan bangsa di atas segalanya.
“Pak Prabowo menyampaikan terimakasih, dukungan masyarakat Jawa Barat hebatnya tiada tara. Harapan dari para petani, nelayan, pedagang, ulama, habaib, jawara, cendirikan dan semua telah memperkuat posisinya. Namun, tidak mungkin perbedaan antara 01 dan 02 itu terus dipelihara, karena kita harus menyongsong masa depan. Keputusan itu diambil Pak Prabowo semata-mata hanya untuk menjaga persatuan kesatuan rakyat dan bangsa dan itu kita rasakan sampai saat ini,” jelas Muzani.
Kemudian, Muzani mencontohkan pimpinan negara lain seperti Presiden Palestina Yasser Arafat. Arafat memilih berdamai dengan Israel meski ia hanya mendapatkan sebagian tanah yang diperjuangkan.
“Ambilah sebagian, meski kita tidak bisa memiliki semua. Itulah pidato yang pernah disampaikan Presiden Palestina Yasser Arafat. Itulah yang disampaikan Yasser Arafat ketika ingin berdamai dengan Israel. Dia memahami bahwa sebagai pemimpin dia harus mengambil keputusan terbaik di tengah kondisi Palestina yang terus menerus di bawah aneksasi Israel. Lalu kemudian munculah perjanjian perdamaian yang menetapkan bahwa rakyat Palestina bisa berhuni di Gaza dan di Tepi Barat. Karena dengan demikian Yasser bisa memberikan keamanan dan kenyaman untuk rakyatnya, meski dia tidak bisa memberikan yamg terbaik, meski dia tidak bisa mempertahankan tanah airnya secara menyeluruh,” ujar Muzani.
“Semangat itulah yang dilakukan Pak Prabowo. Jabatannya sebagai Menteri Pertahanan bisa digunakan untuk memperkuat pertahanan negara. Sebagai Menhan, beliau tiada henti untuk terus meperkuat pertahanan negara, apalagi dalam keamanan dunia yang tidak menentu seusai invasi Rusia ke Ukraina. Pertahanan negara amatlah vital bagi keamanan perdamaian suatu negara. Tidak pernah ada suatu negara aman dari gangguan negara lain,” tutup Muzani.
Dalam acara silaturahmi ini turut dihadiri Ketua DPD Gerindra Jabar M Taufik Hidayat, anggota DPR Gerindra Sodik Mujahid, Prasetyo Hadi, dan sejumlah anggota DPRD Gerindra Jawa Barat. (Red)