GARUT, LINews – Video ratusan warga bergotong-royong memboyong pipa di Kampung Pariuk, Desa Dangiang, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut, viral di media sosial. Rekaman visual tersebut mengabadikan usaha warga bergotong-royong untuk mengatasi krisis air bersih.
Dari berbagai kalangan usia, warga yang juga dibantu relawan itu berbaris rapi sambil membawa pipa putih dengan panjang sekitar 5 meter. Mereka berjalan menuju sumber mata air.
Pipa-pipa tersebut akan dipasang untuk mengalirkan air ke permukiman mereka. Jalan yang mesti dilalui pun tidak mudah.
Selain menyusur area pesawahan, warga harus melewati perkebunan dengan kontur jalan menanjak serta jembatan kayu. Sang pengunggah video di akun TikTok @eko_kdh mengatakan, aksi kebersamaan warga kampung ini dapat memberikan manfaat yang tidak sebatas hasil jadi.
“Tapi ada keringat mereka sendiri, karena dengan seperti itu mereka bisa menghargai usaha sendiri. Bagaimana dengan membangkitkan jiwa seperti itu, maka dengan seperti inilah diajak untuk memasang bersama,” kata akun @eko_kdh saat diakses Senin (22/5/2023).
Akun ini pun menambahkan, dalam program tersebut warga akan merasa memiliki, sebab proses pengerjaannya dilakukan oleh mereka sendiri.
“Karena dengan usaha mereka sendiri, mereka akan merasa memiliki,” ujarnya.
Sementara itu, Erul dari Indonesia Quran Center (IQC) selaku pengagas kegiatan amal tersebut memaparkan, pemasangan pipa ini merupakan program Wakaf Bier Utsman ke-78. Jarak tempuh permukiman ke sumber air pun cukup jauh, yaitu 1,5 km atau 1.500 meter.
“Jarak tempuh untuk menuju sumber air sekitar 1.500 meter. Dari sumber air adalah titik nol penyambungan pipa sampai ke permukiman warga,” ucap Erul.
Bantuan pengadaan air itu diperuntukkan bagi masyarakat dan masjid sebagai sarana ibadah. Pasalnya, warga di kampung tersebut sudah lama mengalami kesulitan air bersih yang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta beribadah.
Selain Kampung Pariang, program serupa dilakukan di Kampung Babakan, Desa Dangiang, Kecamatan Banjarwangi. Di Kampung Babakan, pipanisasi ditujuian untuk kebutuhan masyarakat sekitar dan pondok pesantren.
Dari dua lokasi pengerjaan pipanisasi tersebut, lanjut Erul, dibutuhkan sekitar 3.000 meter pipa.
“Bakda Magrib kami melakukan perjalanan ke lokasi dengan perkiraan waktu empat jam perjalanan dari Garut Kota. Melewati pegunungan, jalannya terjal. Jadi berhati-hati untuk sampai ke Banjarwangi,” ucap Erul.
(Yp)