Jakarta, LINews – Potensi kerja sama business matching dari KTT ASEAN 2023 diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Angka tersebut bisa dicapai melalui 35 proyek yang ada di BUMN, 4 proyek yang ada di Bappenas, dan 11 proyek yang berasal dari negara-negara ASEAN.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri BUMN Rosan Perkasa Roeslani dalam konferensi pers di JCC, Selasa (5/9/2023). Adapun business matching tersebut akan digelar pada Forum ASEAN Indo-Pasific (AIPF) hari ini Rabu (6/9/2023) di Hotel Mulia Jakarta.
“Kami memperkirakan dari bussiness matching itu akan terjadi potensi kerja sama (senilai) US$ 50 miliar, yang terdiri dari 35 proyek BUMN US$ 22 miliar, 4 proyek Bappenas US$ 10 miliar, dan proyek yang datang dari 5 negara itu Filipina, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan Brunei Darussalam itu nilainya US$ 810 juta.
Dia mengungkap kerja sama tersebut melibatkan beberapa sektor dengan 129 perusahaan. Adapun perusahaan dari BUMN di antaranya MIND ID, Pelindo, Krakatau Steel, Biofarma, PLN, Pupuk Indonesia, Angkasa Pura, Pertamina, ASDP, Jasa Marga, InJourney, termasuk Danareksa.
“Jadi kalau kita lihat sebagian besar holding company yang ada BUMN ini akan terlibat di dalam Business Matching (ASEAN Indo-Pasific),” jelas Rosan.
Lebih lanjut, Rosan merincikan proyek yang ditawarkan oleh MIND ID, BUMN yang membidangi sektor energi salah satunya proyek smelter alumunium. Potensi kerja sama proyek ini senilai US$ 1,8 miliar.
“Kemudian salah satu yang signifikan adalah pekerjaan yang berada di bawah Pelindo untuk pembangunan dari Benoa yang itu juga sedang berjalan dan salah satu yang ditawarkan. Nilainya kurang lebih US$ 4,3 miliar,” ungkapnya.
Kemudian ada juga Green Energy Project dari PLN dan Pupuk Indonesia senilai US$ 5 miliar. Kemudian proyek dari Pupuk Indonesia untuk pabrik amonia US$ 4,8 miliar. Serta proyek lainnya dari Pertamina, ASDP, hingga Krakatau Steel nilainya mencapai US$ 1 miliar.
Rosan menuturkan selain menawarkan proyek-proyek baru, BUMN Indonesia juga menawarkan kerja sama pengelolaan terhadap proyek yang sudah berjalan. Misalnya pengelolaan jalan tol di Bali oleh Jasa Marga.
“Contohnya seperti jasa marga pembangunan jalan tol, Nusa Dua, Ngurah Rai. Jadi tidak hanya kerja sama proyek baru, tapi juga proyek-proyek yang sudah ada jadi kita sinergikan semua,” sebutnya.
“Dan kita juga menawarkan kerja sama pengelolaan di AP I (Angkasa Pura I), contohnya untuk bandara di Jogja itu kita juga terbuka untuk dikelola bersama agar lebih baik. Kita juga terbuka untuk kerja sama di perhotelan yang dimiliki oleh pertamina, untuk dikelola bersama,” sambung Rosan.
Ia menegaskan proyek-proyek tersebut pasti akan dilanjutkan meski KTT ASEAN telah berakhir. Bahkan menurutnya pihak ASEAN akan membentuk satuan tugas khusus untuk menangani kerja sama proyek-proyek ini nanti.
“Kita melihat bahwa harapannya ini nanti akan terus berlanjut karena awalnya ini kita lakukan sesuai diskusi kita dengan negara-negara ASEAN lainnya dan sesudah itu diharapkan dibentuk task force bersama untuk implementasi dari program-program ini,” ungkap Rosan.
(Vhe)