Sukabumi, LINews – Puluhan orang tiba-tiba berbuat huru-hara di gerbang masuk PLTU Jabar II Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Selasa (14/11/2023). Kericuhan terjadi, bentrok antara satpam dibantu kepolisian dengan massa pendemo tak terhindarkan.
Adegan itu merupakan bagian dari simulasi yang digelar PLTU dan Polres Sukabumi, skenario ketika terjadi huru-hara di massa Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatangi area Objek Vital (Obvit) nasional.
“Tutup PLTU, PLTU tidak netral,” teriak massa yang berusaha merangsek masuk, mereka juga menggoyang-goyang pintu gerbang masuk menuju PLTU, Selasa (14/11/2023). Massa menilai, ada pemasangan baliho di sekitar PLTU.
Puluhan petugas keamanan PLTU kemudian merangsek dan menghadang pendemo, aksi saling dorong tak terhindarkan. Massa didorong hingga sejauh 300 meter dari akses masuk PLTU. Upaya negoisasi dilakukan pihak kepolisian, namun massa semakin beringas.
Personel kepolisian bertambah, kali ini tim Dalmas lengkap dengan peralatan lengkap dengan pentungan dan tameng masuk ke barisan depan, berhadapan dengan pendemo. Perlawanan terus dilakukan, sampai kemudian kendaraan water canon datang membubarkan massa.
“Kami bekerja sama dengan PLTU Palabuhanratu melakukan kegiatan simulasi dengan skenario dugaan ketidaknetralan pihak PLTU, tentunya ada warga yang melakukan aksi,” kata Kompol Maryono Edi Suseno, Kabag Ops Polres Sukabumi di lokasi.
Polisi melakukan langkah setelah adanya permintaan dari pihak PLTU, lapisan pertama satpam, kemudian kepolisian dan personel TNI masuk ke tengah aksi massa.
“Awal satpam yang mengamankan, karena PLTU adalah objek vital nasional tidak boleh ada aksi di depan pintu sehingga didorong oleh security sampai jarak 300 meter. Selanjutanya pihak PLTU koordinasi dengan pihak Koramil dan Polsek Palabuhanratu,” lanjut Maryono.
“Negosiator dengan dalmas awal tidak mampu karena ini simulasinya aksi dilakukan tanpa izin sehingga kita menggunakan dalmas lanjut yaitu menggunakan perlengkapan lalu Water Canon dan kendaraan lainnya. Sampai para pendemo membubarkan diri,” sambungnya.
Asep Tresna LH, Humas PLTU Jabar II Palabuhanratu mengatakan, simulasi digelar untuk memanaskan mesin tim keamanan PLTU menjelang Pilpres. Karena sebagai petugas keamanan, harus mengetahui batasan ketika skema semacam itu terjadi.
“Simulasi ini adalah mengantisipasi menguji kesiapan tim security PLTU. Jadi teman teman security tahu persis batasan apa yang boleh mereka lakukan untuk pengamanan Jadi security itu kan pengamanan terbatas di simulasi ini jangan sampai kami kelebihan dalam bertandak, jangan sampai kami melakukan kewenangan di luar kewenangan,” kata Asep.
Dengan adanya simulasi, Asep berharap petugas keamanan paham dengan apa yang harus dilakukan nantinya ketika kemungkinan buruk terjadi.
“Tujuannya adalah bahwa benar-benar security ini paham bahwa saya harus berbuat apa dan batasannya apa, tujuannya seperti itu. Bahwa memang momennya persiapan pemilu dan potensi apapun di masyarakat yang bisa saja terjadi, karna momen saja, memanfaatkan momen 2024 sehingga PLTU harus siap terhadap kemungkinan kemungkinan apapun yang terjadi, kita sudah siap,” pungkasnya.
(Rus)