KSP Curiga Motif Politik di Balik Cerita Agus Rahardjo

KSP Curiga Motif Politik di Balik Cerita Agus Rahardjo

Jakarta, LINews – Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko turut menanggapi pengakuan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kasus e-KTP yang menyeret Setya Novanto untuk dihentikan. Moeldoko mencurigai ada motif politik di balik pernyataan Agus.

“Saya melihat ini ada motif tertentu, setidaknya ada motif politik,” kata Moeldoko dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (5/12/2023).

Moeldoko mengimbau masyarakat melihat isu tersebut secara bijak dan cerdas. Dia juga mempertanyakan mengapa Agus kembali mengungkit kasus yang terjadi beberapa tahun lalu itu.

“Kita tahu persoalan ini dimulai tahun 2017, kenapa baru sekarang dan saat situasi negara sedang menghadapi situasi perpolitikan yang cukup meningkat,” ujar Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu menegaskan sikap Jokowi dalam kasus Setya Novanto sudah jelas. Jokowi disebut tidak pernah pandang bulu terkait proses penegakan hukum di Indonesia.

Sebelumnya, Jokowi juga sudah buka suara soal pernyataan Agus. Jokowi menegaskan menghormati proses hukum yang berlaku.

“Ini yang pertama coba dilihat. Dilihat di berita-berita tahun 2017 di bulan November, saya sampaikan saat itu Pak Novanto, ‘Pak Setya Novanto, ikuti proses hukum yang ada‘, jelas berita itu, ada semuanya,” ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (4/12).

Lalu, Jokowi menyebut saat ini Setya Novanto sudah dihukum berat. “Yang kedua, buktinya proses hukum berjalan. Yang ketiga, Pak Setya Novanto sudah dihukum, divonis, dihukum berat 15 tahun,” lanjutnya.

Jokowi bertanya-tanya mengapa hal seperti itu harus diramaikan. Ia sendiri menepis ada pertemuan dengan Agus Rahardjo.

“Terus untuk apa diramaikan itu? Kepentingan apa diramaikan itu? Untuk kepentingan apa?” kata Jokowi.

Dia meminta agar pertemuan dengan Agus dicek ke Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Menurut dia, pertemuan tersebut tidak ada dalam agenda kepresidenan.

“Saya suruh cek, saya sehari kan berapa puluh pertemuan. Saya suruh cek di Setneg, nggak ada (pertemuan),” sambung Jokowi.

“Agenda yang di Setneg nggak ada. Tolong dicek lagi saja,” lanjut Jokowi ketika ditanya betul tidaknya ada pertemuan antara ia dan Agus Rahardjo.

Pernyataan Agus Rahardjo

Cerita Agus mengenai pertemuan dengan Jokowi itu disampaikan dalam wawancara program Rosi di Kompas TV seperti dikutip, Jumat (1/12). Agus mengatakan saat itu dipanggil sendirian oleh Jokowi ke Istana.

“Saya terus terang pada waktu kasus e-KTP saya dipanggil sendirian, oleh Presiden. Presiden waktu itu ditemani oleh Pak Pratikno. Saya heran biasanya memanggil itu berlima, ini kok sendirian. Dan dipanggilnya juga bukan lewat ruang wartawan, tapi lewat masjid kecil gitu,” kata Agus.

Begitu masuk, Agus menyebut Jokowi sudah dalam keadaan marah. Menurut Agus, Jokowi meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto.

“Di sana begitu saya masuk, Presiden sudah marah. Menginginkan… karena baru saya masuk, beliau sudah teriak ‘Hentikan’. Kan saya heran, hentikan, yang dihentikan apanya,” ujar Agus.

“Setelah saya duduk, ternyata saya baru tahu kalau yang suruh hentikan itu adalah kasusnya Pak Setnov, Ketua DPR pada waktu itu, mempunyai kasus e-KTP supaya tidak diteruskan,” sambung dia.

(Bayu)

Tinggalkan Balasan