Jakarta, LINews — Penampilan calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto dinilai santai dan tegas dalam debat perdana capres Pilpres 2024 yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), pada Selasa (12/12) malam.
Hal ini disampaikan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago. Selain santai dan tegas, penampilan Prabowo kata dia juga tanpa dibuat-buat.
“Saya melihat, walaupun ini adalah debat formal KPU, Prabowo tetap menampilkan sosok yang tegas, santai, memiliki wacana yang menarik terlihat dalam beberapa ungkapan-ungkapan Prabowo yang dilontarkan ke Mas Ganjar ataupun kepada Mas Anies,” kata Arifki kepada wartawan, Rabu (13/12).
Misalnya, kata dia, pernyataan Prabowo yang dilontarkan kepada calon presiden nomor urut dua, “Mas Anies, Mas Anies, menyelesaikan Papua itu tidak sesederhana itu, ada soal ideologi, geopolitik” Kata-kata ini menurutnya cukup santai ditanggapi Prabowo walaupun isunya sensitif.
“Artinya ini kan yang cukup menarik, bagaimana cara Prabowo membawakan debat kali ini, berbeda dengan debatnya di tahun 2014 dan 2019,” ujar Arifki.
“Prabowo tidak menghilangkan bahasa-bahasa lebih gampang dicerna di publik. Dan terbukti beberapa kata-kata atau ungkapannya akhirnya viral di media sosial,” kata Arifki.
Kemudian, ia juga menilai bahwa Prabowo benar-benar menguasai panggung. Misalnya saat serangan pertanyaan yang diberikan Anies terkait isu Mahkamah Konstitusi (MK) dan pertanyaan soal hal asasi manusia (HAM) yang dilontarkan Ganjar.
“Prabowo menjawabnya dengan tegas artinya Pak Prabowo meng-clear-kan proses di MK. Ini kan dan clear, pilihan tinggal tergantung pada rakyat. Kita lihat walaupun pertanyaan yang sensitif tetapi tetap dijawab Prabowo dengan baik,” jelasnya.
“Berikutnya pertanyaan dari Mas Ganjar. Ini kan pertanyaan yang terkesan berulang-ulang dari 2014, 2019. Artinya soal-soal HAM ini kan sudah clear,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan bahwa publik harus tahu dalam debat pertama capres, Prabowo menjawab dengan jujur, seperti isu MK dan HAM.
“Isu HAM ini seperti serangan personal padahal sebenarnya yang harus ditanyakan isu-isu yang lebih konkret misalnya isu keamanan hari ini, jangan bertanya isu yang masih praduga,” ujar Arifki.
(Ary)