Jakarta, LINews – Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade membela Prabowo Subianto, yang disebut tak tahan jadi oposisi oleh Anies Baswedan di debat perdana Pilpres 2024. Andre menilai Anies melupakan sejarah Pemilu 2019 yang memunculkan polarisasi.
Andre menyinggung Anies tengah merasakan empuknya kursi Gubernur DKI saat itu, sehingga lupa adanya gesekan seusai pilpres yang dampaknya berpotensi memecah belah rakyat.
“Mas Anies mungkin lupa soal tahun 2019, mohon maaf, karena Anies waktu itu lagi menikmati empuknya kursi Gubernur DKI. Mas Anies mungkin lupa bagaimana polarisasi dan gesekan pendukung Prabowo dan Jokowi di 2019 itu, yang mungkin saja bisa memicu dan merusak hubungan antarmasyarakat di NKRI,” kata Andre, Rabu (13/12/2023).
Andre menuturkan Prabowo tak ingin anak bangsa terpecah belah. Lalu akhirnya Prabowo bersedia bergabung ke pemerintahan demi menjaga keutuhan NKRI.
“Itulah alasan Pak Jokowi dan Pak Prabowo melakukan rekonsiliasi dan memutuskan bersatu dan bekerja sama agar negara kita tetap utuh dalam bingkai NKRI, itu penyebab Pak Prabowo bergabung ke Pak Jokowi,” ucapnya.
Andre lantas membeberkan hikmah di balik gabungnya Prabowo ke Jokowi. Andre menyebut Indonesia dapat menghadapi berbagi masalah, seperti COVID-19, krisis pangan hingga ekonomi yang melanda berbagai negara di dunia.
“Sehingga hikmahnya yang kita dapatkan, Mas Anies, negara kita mampu menghadapi COVID dengan baik. Kedua, negara kita mampu menghadapi berbagai krisis yang melanda dunia saat ini, krisis ekonomi, pangan, energi, dan ancaman perang Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina,” ujarnya.
“Negara kita tumbuh ekonominya dan jauh lebih baik dari berbagai negara. Ini yang patut kita syukuri, itulah alasan Pak Prabowo bergabung dengan Pak Jokowi dan berhenti jadi oposisi,” sambung Andre.
Andre menilai ucapan Anies yang menyebut Prabowo ‘tak tahan oposisi’ merupakan syahwat untuk menyerang demi kepentingan elektoral semata. Andre lantas menilai Anies pura-pura melupakan sejarah.
“Mungkin Mas Anies lupa sejarah ini atau pura-pura lupa sejarah ini hanya demi syahwat untuk menyerang Pak Prabowo demi kepentingan elektoral semata,” ujarnya.
(Ary)