Pj Gubernur Jatim Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras

Pj Gubernur Jatim Ungkap Penyebab Mahalnya Harga Beras

Surabaya, LINews – Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono mengungkap penyebab harga beras masih di atas HET di wilayah Jatim. Salah satu penyebabnya ialah naiknya harga gabah kering.

“Harga gabah kering giling di tingkat petani memang mengalami kenaikan,” kata Adhy di Surabaya, Senin (26/2/2024).

Adhy membeberkan harga gabah kering giling di tingkat petani naik mencapai Rp 7.320/kg atau sekitar 44,6% dari harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp 5.000/kg.

Adhy juga mengungkapkan bahwa Pemprov Jatim telah menjalin kerja sama dengan berbagai mitra untuk menjaga kestabilan harga seperti Bulog dan BUMD.

Dia juga meminta Disperindag Jatim, BUMD serta mitra lainnya menggelar pasar murah di sejumlah titik. Maka dari itu, intervensi seperti pasar murah inilah yang menjadi salah satu solusi.

“Warga pasti terdampak, tapi kami mengendalikan harga di pasar supaya serendah mungkin tidak jauh melesat dari HET (Harga Eceran Tertinggi). Kami lakukan operasi pasar,” ujarnya.

“Dengan suplai yang tetap kami jaga, dengan harga yang memang murah, dan membuat distribusinya tetap lancar,” imbuhnya.

Mantan Sekdaprov Jatim ini menyampaikan pihaknya tengah melakukan koordinasi agar produsen antar kabupaten kota di Jawa Timur bisa menjaga cadangannya.

Salah satunya dengan cara membuat koperasi petani dan nelayan untuk menjaga agar produk-produk mereka tetap terjaga dan ada di Jawa Timur.

“Jangan sampai hilang, beras kita surplus, 30 persen kita jaga untuk cadangan kita sendiri, jangan sampai orang Jawa Timur yang petaninya banyak menghasilkan lebih tapi membeli beras dari orang lain,” jelasnya.

Selain beras, komoditas yang mengalami kenaikan harga, kata Adhy adalah harga cabai. Harga rata-rata cabai rawit merah sebesar Rp 47.566/kg naik Rp 2.017/kg, dan cabai merah besar Rp 71.017/kg naik Rp 13.753.

Sementara untuk komoditas seperti daging sapi, ikan maupun unggas dipastikan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan.

“Ini musim hujan, panennya kena hujan, kemudian tingkat keawetannya untuk disimpan itu juga hanya enam hari, ini yang sedang kami lakukan bagaimana distribusi, tanam itu tidak harus bersamaan,” ucapnya.

Sebelumnya Pemprov Jatim telah menggelar Pasar Murah bahan pokok (bapok) untuk menyambut hari besar keagamaan nasional dan bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah di Surabaya.

Dalam operasi pasar murah ini dijual beberapa komoditas bahan pokok di antaranya beras medium yang dijual dengan harga Rp 51.000/5 kg atau Rp 10.200/kg.

Selain itu juga dijual gula pasir dengan harga Rp15.000/kg, telur ayam ras Rp 24.000/kg, dan minyak goreng dengan harga 13.000/liter.

Dalam pasar murah ini per orang hanya boleh membeli beras maksimal 2 sak kemasan 5 kg, gula, dan telur ayam ras maksimal 1 kg, serta minyak goreng maksimal 2 liter.

Adhy mengatakan pasar murah ini bentuk kepedulian pemprov kepada masyarakat Jawa Timur. Sebab jelang Bulan Ramadan dan hari besar keagamaan hampir dipastikan harga bahan pokok cenderung naik.

“Insya Allah pasar murah ini sangat membantu masyarakat. Wujud pemerintah sangat peduli dengan ketersediaan bahan pokok yang wajar bukan yang paling murah tapi yang wajar, yang terjangkau oleh masyarakat. Dan jangan sampai terganggu bulan Ramadan ini hanya karena harga naik,” imbuh Adhy.

(Is)

Tinggalkan Balasan