Palembang, LINews – Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 1991 atau Batalyon Bhara Daksa melepas 13 rekan seangkatannya yang purnatugas. Tradisi pedang pora ikut mengantar 13 alumnus Akpol ’91 yang memasuki masa pensiun tersebut.
“Masih belum lama rasanya, ketika kita semua masih berkumpul di Barak Akpol Candi Baru Semarang. Menjadi taruna, tertawa bersama, dihukum bersama, bersungut-sungut bersama, berjuang bersama. Pendidikan yang mengokohkan kebersamaan kita,” kata Kapolda Riau selaku Ketua Batalyon Bhara Daksa ’91, Irjen Mohammad Iqbal, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/5/2024).
Acara pelepasan 13 alumnus Akpol ’91 ini digelar di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), kemarin (4/5). Acara ini juga dihadiri Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada, Aslog Kapolri Irjen Prabowo Argo Yuwono, Kadiv Propam Polri Irjen Syahardiantono, Wakabaintelkam Polri Irjen Merdisyam, Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono, serta alumni Akpol ’91 lainnya berserta istri masing-masing.
Selain itu Kapolda Sumsel Irjen Albertus Rachmad Wibowo juga hadir dalam acara selaku tuan rumah. Untuk diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang juga termasuk Batalyon Bhara Daksa.
Iqbal lalu menceritakan Batalyon Bhara Daksa selalu berjuang membenahi dan menyempurnakan Polri dalam hal pelayanan, perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat. Iqbal juga mengaku Batalyon Bhara Daksa bangga, jenderal Sigit menjadi pimpinan Polri yang dalam tiga tahun terakhir telah melalukan banyak pembenahan institusi yang signifikan, melalui visi dan misi Polri Presisi.
“Kesempurnaan milik Tuhan, tetapi tekad dan bimbingannya (Jenderal Sigit, red) kepada seluruh anggota Polri telah menjadikan kita sebagai salah satu institusi yang paling dipercaya publik di republik ini. Survei-survei menunjukkan tingkat kepercayaan yang hampir mencapai 80 persen. Menjadi institusi yang sangat jauh lebih baik, di mana kita semua menjadi sangat bangga menjadi bagian dari keluarga besarnya,” ungkap Iqbal.
Irjen Iqbal momen melepas kawan seangkatan memasuki masa purnatugas seperti sebuah jeda bersama. “Berhenti sejenak, dan kemudian merenungi, apa yang sudah kita lakukan dengan waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kita,” ujar Iqbal.
(Agus)