Jakarta, LINews – Kawasan hutan wisata Gunung Tangkuban Parahu, di perbatasan Kabupaten Bandung Barat – Subang, Jawa Barat terpantau oleh petugas pos pengamatan gunung api Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengalami kebakaran cukup besar pada Rabu (4/9).
Kepala Badan Geologi M Wafid dalam keterangannya mengatakan kondisi kebakaran hutan wisata tersebut terpantau kamera pengawas pos pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu beberapa saat yang lalu.
Petugas pos pengamatan mendapati asap putih dan pijar merah api kebakaran terlihat menyala berlokasi di atas kawah baru atau dekat dengan Upas Hills.
Menurut dia, kondisi tersebut dibenarkan melalui konfirmasi pihak pengelola wisata alam Gunung Tangkuban Parahu PT GRPP dan warga. Mereka mengonfirmasi bahwa telah terjadi kebakaran hutan wisata di titik yang sama sesuai pengamatan kamera pengawas.
Secara rinci lokasi kebakaran belum diketahui pasti. Namun, Wafid menyebutkan masyarakat dan pihak terkait termasuk pengelola taman wisata alam masih berupaya melakukan pemadaman api kebakaran tersebut.
Badan Geologi memastikan kebakaran tersebut tidak mengganggu stasiun pemantauan gunung api Tangkuban Parahu dikarenakan lokasinya berjauhan dari lokasi kejadian. Begitupun kondisi gunung api berketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut itu dipastikan normal.
Kenormalan itu dijelaskan berdasarkan pemantauan secara visual kondisi Kawah Ratu dan Kawah Ecoma Gunung Takupan Parahu yang tidak terlihat anomali hembusan asap kawah dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya pada pukul 14.27 WIB.
Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu secara kegempaan masih didominasi oleh gempa-gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida di kedalaman dangkal atau dekat permukaan.
Sedangkan jenis gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma belum menunjukkan tingkat kejadian yang signifikan atau rata-rata terjadi kurang dari satu kejadian per hari.
Hasil pemantauan deformasi dengan peralatan Tiltmeter maupun Electronic Distance Measurement (EDM) pada bulan ini belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan dari bawah permukaan terhadap respon penggembungan pada tubuh Gunung Tangkuban Parahu.
(Red)