Desa Bangunjaya Pangandaran Hasilkan Domba Berkhualitas

Pangandaran, LINews – Pemerintah Desa Bangunjaya, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran sedang penataan kampung Domba harapan bisa menjadi daerah yang merupakan penghasil domba berkualitas, dengan anggaran Rp.92.150.000 bersumber dari Dana Desa (DD) yang berlokasi Dusun Limusnunggal.

Untuk merealisasikannya pemerintah desa Bangunjaya di bawah kepemimpinan Kepala Desa Oteng Dakik Solehudin bekerja sama perangkat desa, BPD dan tokoh masyarakat bersepakat untuk merealisasikan sebesar 20% dari Dana Desa (DD) untuk membuat kandang domba di lahan 6 hektar yang akan dilaksanakan taun ini untuk pembesan lahannya.

Menurut Oteng Dakik Solehudin selaku kepala desa Bangunjaya, bahwa pemerintah desa telah membebaskan lahan yang luasnya sekitar lebih dari 6 hektar, dan direncanakan untuk uji coba pengembangan ternak domba jenis domba merindo domba dolper dan domba pajajaran, Rabu (8/6).

Lahan seluas 6 hektar tersebut akan kita manfaatkan untuk lahan rumput seluas 4 hektar, yang nantinya di bagi 8 RW dengan masing-masing seluas setengah hektar.

MSelanjutnya, masih dalam lokasi yang sama, kata Oteng lagi, berarti ada sisa 2 hektar, itu akan kita jadikan stasiun domba, atau kandang domba, yang nantinya kita bangun 12 kandang, maka masing masing RW mendapat 2 kandang, paparnya.

“Dalam satu kandangnya akan di isi 1 ekor domba pejantan dan 5 ekor domba betina, maka masing masing RW mendapat 12 ekor domba.

“Oteng menambahkan, jenis domba yang akan kita kembangkan melalui stasiun domba di Desa Bangunjaya ini adalah domba merindo, domba dolper dan domba pajajaran, karena kita melihat ketiga jenis domba tersebut belum ada di Pangandaran.

Dengan program stasiun domba ini, kedepan Desa Bangunjaya ini merupakan daerah penghasil domba juga bisa menjadi Desa Wisata.

Kenapa tidak, jelas Oteng lagi, ketika program ini berjalan, tentu kita akan menghasilkan PADes, dengan adanya ternak domba, maka kita bisa menjual daging domba, memanfaatkan kotoran domba untuk kompos dan bulu domba bisa kita jadikan isi bantal dan nantinya dikembang oleh BUMdes.

Kita juga berencana warga agar membuat tanaman hijau di sekitar stasiun domba, bisa menanam wortel, kangkung, duren dan lainnya, sehingga ketika ada orang yang berkunjung mereka bisa membeli kangkung untuk memberi makan domba, dengan itu kan dapat meningkatkan penghasilan warga, jelasnya.

Kita punya hitung hitungan, bahwa selama 8 bulan domba tersebut harus sudah melahirkan, maka kalau kita punya bibit 80 ekor domba betina, berarti kita punya 80 ekor anak domba, tambahanya.

Ketika nanti anak domba tersebut sudah lepas susu maka ke 80 anak domba itu kita simpan di stasiun, lalu induknya di parokan dengan warga, sehingga nantinya di setiap RW punya lahan rumput dan kandang masing masing, untuk menjaga hal hal yang tidak kita inginkan kita bikin surat kesepakatan bersama antara BUMDes dengan warga yang diketahui pemerintah desa.

Karena saya punya target dengan jumlah 1700 KK di desa Bangun jaya harus kebagian, agar nantinya semua dapat merasakan hasilnya, sesuai dengan orientasi Permendes, tahun 2030 harus merata, maka pada setiap tahunnya pangadaan domba harus ada sampai jumlah domba di stasiun itu mencapai 250 ekor domba.

Sehingga kami punya harapan, kedepan di desa Bangun jaya ini tidak lagi ada pengangguran, yang nganggur itu hanya orang yang malas, pungkasnya. (Bd/Tuti)