Denpasar, LINews – Massa yang menamakan diri Ikatan Mahasiswa dan Masyarakat Papua (IMMAPA) dan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bali berunjuk rasa di bundaran Plaza Renon, Denpasar. Mereka menolak program transmigrasi Presiden Prabowo Subianto karena takut tersingkir warga pendatang.
“Kami aliansi masyarakat Papua menolak tegas transmigrasi terjadi di tanah Papua. Kami takut ada genosida, penghilangan kultur dan budaya (Papua),” kata juru bicara IMMPA, Karel Uropmabin, di sela demo, Sabtu (9/11/2024).
Pantauan dilokasi, massa sudah berkumpul sejak pukul 09.00 Wita dan mulai berdemo menyuarakan penolakan program transmigrasi sekitar setengah jam kemudian.
Karel mengatakan, penduduk di enam provinsi di Papua tidak telalu banyak. Mereka khawatir, pengaruh warga pendatang yang akan semakin banyak karena program transmigrasi, akan menyingkirkan eksistensi mereka di Papua. Selain itu, dia menyebut masih ada friksi atau konflik horizontal antara warga pendatang dan warga asli di Papua.
“Kami yang punya tanah. Kami yang punya tempat, seolah-olah pendatang di tanah sendiri. Karena itulah kami menolak (program transmigrasi). Apalagi ini sudah program,” kata Karel.
“Kehidupan sosial juga sama. Masih sering terjadi perbedaan dan konflik horizontal,” imbuhnya.
Juru Bicara Kementerian Transmigrasi, Irwan mengatakan tidak akan sekadar memindahkan penduduk ke wilayah lain. Tapi juga menyejahterakan para transmigran dan penduduk asli di wilayah tujuan.
“Artinya fokus utama Kementerian Transmigrasi ke depan adalah mensejahterakan para transmigran dan masyarakat setempat di kawasan transmigran yang hidup berdampingan secara harmonis. Artinya tidak lagi fokus pada pemindahan penduduk antar pulaunya,” katanya.
(Wa)