Jenazah Jurnalis Ditemukan Tragedi Speedboat Meledak di Malut

Jenazah Jurnalis Ditemukan Tragedi Speedboat Meledak di Malut

Jakarta, LINews – Jenazah jurnalis Metro TV, Sahril Helmi, ditemukan usai mengalami musibah kecelakaan laut di perairan Pelabuhan Gita Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara. Jenazah Sahril ditemukan oleh nelayan.

Sahril merupakan korban hilang dalam insiden meledaknya speedboat milik Basarnas Kota Ternate. Saat itu, Sahril bersama rombongan tengah mengikuti operasi evakuasi nelayan.

Jenazah ditemukan di Bacan Timur, Halmahera Selatan, Sabtu sekitar pukul 10.00 WIT. Korban ditemukan berkaus hitam bertuliskan WAPENA MALUKU UTARA.

Tim Dokpol dan Inafis Polres Halmahera Selatan yang tiba di lokasi segera melakukan pemeriksaan awal terhadap jasad tersebut. Namun, kondisi mayat yang sudah membusuk sehingga menyulitkan identifikasi.

Jenazah kemudian dibawa ke RSUD Labuha untuk keperluan identifikasi lebih lanjut dengan metode post-mortem dan ante-mortem.

“Saat ini identifikasi tengah berlangsung. Kami mencocokkan data fisik serta properti yang dikenakan korban sebelum hilang. Jika hasilnya sesuai, jenazah akan segera diserahkan kepada pihak keluarga,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (9/2/2025).

Berdasarkan keterangan keluarga, mereka meyakini bahwa mayat tersebut adalah Sahril.

Pihak kepolisian mencocokkan data ante-mortem dari keluarga dengan ciri-ciri fisik dan properti yang dikenakan korban sebelum hilang. Proses ini melibatkan pemeriksaan tinggi badan, tanda lahir, bekas luka, susunan gigi, serta pakaian atau aksesoris terakhir yang digunakan.

Sementara, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) TNI I Made Wira Hady Arsanta mengatakan bahwa evakuasi dilakukan dengan Kapal Perang RI (KRI) Mata Bongsang-873.

“TNI AL berkomitmen dalam membantu kesulitan yang dihadapi masyarakat, terutama dalam hal ini melaksanakan search and rescue (SAR) serta membantu mengevakuasi jenazah jurnalis TV yang sebelumnya hilang di laut,” ujar Laksma TNI I Made dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.

Menurut dia, hal tersebut selaras dengan penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali kepada seluruh jajaran TNI AL agar meningkatkan kesiapsiagaan dalam merespons cepat informasi yang diterima.

Laksamana Pertama (Laksma) menjelaskan evakuasi berawal ketika KRI Mata Bongsang-873 bertolak dari Pelabuhan Umum Ahmad Yani Ternate menuju area sektor SAR dengan membawa personel lain yang berada di atas kapal, antara lain, media, personel Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Selanjutnya KRI Mata Bongsang-873 menuju perairan Gita untuk menjemput keluarga korban ikut naik ke KRI mengikuti pencarian. KRI Mata Bongsang-873 tiba di area sektor SAR yang telah ditentukan.

Pada sektor SAR, lanjut Kadispenal, pencarian dilanjutkan dengan sekoci yang dinaiki oleh tiga personel KRI Mata Bongsang-873, satu personel Basarnas, dan dua personel media.

Saat sekoci melaksanakan penyisiran di pantai sekitar sektor area SAR, sambung dia, personel berkoordinasi dengan beberapa nelayan di perairan tersebut untuk menanyakan apakah melihat korban kecelakaan Kapal Rigid Inflatable Boat (RIB) 04 milik Basarnas.

Tak lama berselang personel KRI Mata Bongsang-873 menerima laporan bahwa telah ditemukan jenazah di sekitar perairan dekat Pulau Sebatang oleh nelayan.

Selanjutnya, kata Kadispenal, personel menuju ke pelabuhan umum Babang, tempat sebelumnya jenazah telah evakuasi dari Desa Sebatang ke Babang oleh masyarakat dan jurnalis untuk selanjutnya dibawa ke RSUD Babang.

Setibanya di Pelabuhan Babang, KRI Mata Bongsang-873 menunggu visum terhadap jenazah di rumah sakit setempat.

Setelah pelaksanaan visum selesai, jenazah dibawa menggunakan ambulans ke KRI Mata Bongsang-873, kemudian membawa jenazah dan keluarga korban menuju Bisui, Gene Timur Tengah, Halmahera Selatan, untuk pemakaman jenazah.

Helmi, ayah almarhum Sahril Helmi, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak dan instansi terkait yang turut terlibat dalam pencarian korban.

“Kami atas nama keluarga Helmi dan keluarga Abdurahman berterima kasih kepada jurnalis seluruh Indonesia, terutama keluarga besar Basarnas, BPBD, TNI AL, dan semua pihak yang ikut terlibat,” kata Helmi.

Kejadian hilangnya jurnalis Metro TV bermula ketika kapal Basarnas melakukan misi penyelamatan untuk mengevakuasi kapal nelayan yang mengalami mati mesin di perairan Gita, Kecamatan Oba, Tidore meledak saat melakukan operasi SAR pada hari Minggu (2/2).

Dalam kapal yang membawa 11 orang tersebut, sebanyak tujuh orang di antaranya selamat, tiga orang meninggal dunia, dan satu orang hilang, yaitu jurnalis Metro TV kontributor Maluku Utara yang telah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

(Kln)

Tinggalkan Balasan