Jakarta, LINews – Sekitar 200 kolonel Tentara Nasional Indonesia meriung di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada suatu pagi di pekan pertama Januari 2025. Ketika itu mereka, yang mengenakan pakaian dinas harian sesuai dengan matra masing-masing, mendengarkan pidato panjang Presiden Prabowo Subianto yang berdiri di podium. Prabowo berbicara berjam-jam, dari pagi sampai siang.
Tidak ada foto-foto ketika acara itu berlangsung. Sebab, ratusan perwira TNI dan tamu undangan harus menyerahkan telepon seluler mereka sebelum masuk ke auditorium. Hanya tamu penting yang boleh menyimpan gawai, seperti para menteri dan petinggi badan usaha milik negara, walaupun tetap saja, mereka tak boleh mengambil gambar.
Sembari berpidato di hadapan ratusan undangan, Prabowo juga menayangkan wajah sejumlah tokoh. Salah satunya Daoed Joesoef, Menteri Pendidikan 1978-1983. Prabowo mencontohkan Daoed Joesoef sebagai prajurit yang sukses di jabatan sipil karena tekun menuntut ilmu sekeluar dari militer. Prabowo menginginkan perwira-perwira tersebut mencontoh Daoed.
Mendiang Daoed Joesoef memang pernah masuk Akademi Militer dan berada di antara 10 besar lulusan terbaik. Namun akhirnya dia berbelok ke jalur sipil, menempuh pendidikan yang panjang dan layak di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, hingga ke Sorbonne, Prancis.
Menjelang akhir pidatonya, Prabowo mengingatkan ratusan perwira menengah TNI itu agar tidak jemawa. Kendati mereka pilihan dari seribuan perwira yang diseleksi, belum tentu semuanya akan menjadi pejabat. Kata Prabowo, sukses-tidaknya mereka kelak ditentukan oleh usaha, kepandaian, dan garis tangan.
Acara tersebut adalah pembukaan kursus singkat perwira menengah TNI pilihan. Selama dua pekan pada awal Januari 2025, mereka mengikuti serangkaian kursus tentang manajemen, bisnis, keuangan, hingga investasi. Ada pembahasan yang berfokus pada sektor pangan dan energi. Program ini diselenggarakan Kementerian Pertahanan dan pembuatan kurikulumnya dipasrahkan kepada Universitas Pertahanan.
Ketika ditemui di Jakarta pada Kamis, 27 Februari 2025, Rektor Universitas Pertahanan Letnan Jenderal Jonni Mahroza mengatakan program itu digelar dengan kerja sama kampus lain, yaitu Universitas Prasetiya Mulya, Tangerang, Banten; Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat; dan Universitas Indonesia. Kampus-kampus ini bekerja sama dalam penyusunan kurikulum dan pengajarannya.
“Sudah biasa kami diminta seperti ini, sesuai dengan core bisnis kami untuk pemberdayaan sumber daya manusia,” ucap Jonni.
Pada pertengahan Desember 2024, Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Jonni Mahroza dan timnya menghubungi tiga kampus, yaitu Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB), Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), dan Universitas Prasetiya Mulya.
Jonni mengajak mereka berkolaborasi memberikan pembekalan kepada para perwira menengah dan perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia tentang aspek manajerial di bidang ketahanan pangan, energi, dan air.
Unhan meminta kampus-kampus tersebut memberikan pelatihan kepada perwira yang selama ini kurang terekspos oleh aspek bisnis, manajemen, globalisasi, hingga geopolitik ekonomi. Yudo Anggoro, Direktur Center for Policy and Public Management SBM ITB, membenarkan hal tersebut.
“Saya sendiri memberikan materi tentang environmental, social, and governance,” katanya pada Kamis, (27/2).
Pelatihan pada pekan kedua diisi oleh para menteri dan petinggi BUMN. Di antara pemberi materi, ada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Rachmat Pambudy, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Mantiri, dan Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Bulog ketika itu, Wahyu Suparyono.
Kini Bulog dipimpin oleh Mayor Jenderal Novi Helmy Prasetya. Novi, yang juga menjabat Komandan Jenderal Akademi Militer, dilantik sebagai Direktur Utama Perum Bulog melalui surat bernomor SK-30/MBU/02/2025 yang diterbitkan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir pada 7 Februari 2025.
Para pengajar SBM ITB kebagian jatah membawakan enam topik, yakni isu lingkungan, sosial, dan tata kelola; bisnis digital; pembiayaan dan investasi di sektor energi terbarukan; ketahanan pangan; keputusan dan kebijakan energi; serta negosiasi dan pembuatan keputusan strategis.
Adapun para pengajar FEB UI mendapat topik keuangan korporasi, manajemen rantai pasok global, manajemen logistik, hingga inovasi dan penciptaan nilai. “Pelatihan diselenggarakan pada 8-9 Januari 2025 di Gedung Pierre Tendean, Kementerian Pertahanan,” ucap juru bicara UI, Arie Afriansyah, Kamis, (27/2).
Salah satu tujuan penempatan para perwira yang mengikuti pelatihan ini adalah PT Agro Industri Nasional atau Agrinas, perusahaan bentukan Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan yang berada di bawah pembinaan Kementerian Pertahanan.
Sejak Prabowo menjabat Menteri Pertahanan pada pemerintahan periode kedua Joko Widodo, peran Agrinas meningkat pesat. Perannya makin kuat ketika Prabowo menjadi presiden, tatkala Agrinas terlibat dalam proyek lumbung pangan atau food estate di Merauke, Papua Selatan.
Selain dikirim ke Agrinas, pejabat itu menambahkan, para perwira tersebut disiapkan untuk menempati jabatan manajerial pada badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah. Karena itu, mereka dibekali pengetahuan manajemen perusahaan, strategi bisnis, dan keuangan melalui kursus pada awal Januari 2025.
(Vhe/Rey)