Revitalisasi RCC Siap Optimalkan Produksi Kilang Balongan

Revitalisasi RCC Siap Optimalkan Produksi Kilang Balongan

Indramayu, LINews – Proyek Revitalisasi Unit Residue Catalytic Cracking (RCC) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit VI Balongan terus dikebut. Revitalisasi dilakukan untuk mengembalikan performa Unit RCC yang sudah kurang optimal setelah beroperasi hampir 30 tahun.

Pada perkembangan terbaru pelaksanaannya, proyek yang bertujuan untuk meremajakan kembali unit RCC ini di antaranya telah berhasil menurunkan seluruh equipment atau peralatan kritikal lama dan diganti dengan yang baru, di antaranya reaktor, orifice chamber, cyclone, riser, dan stack.

General Manager (GM) Project Balongan Nugroho mengatakan, proses penggantian peralatan seluruhnya berjalan aman menggunakan Giant Crane PT50 dengan mengutamakan aspek keamanan yang sangat ketat terhadap setiap pekerjaan.

“Alhamdulillah cyclone dan head regenerator, yang merupakan bagian dari Regenerator RCC Kilang Balongan berhasil kami angkat tanpa menimbulkan insiden dan diganti dengan yang baru. Begitu juga saat mengganti reaktor, orifice chamber, riser, dan stack,” kata GM Project Balongan dalam keterangan tertulis yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Kamis (14/4/2022).

Nugroho menyatakan, kelima peralatan kritikal tersebut merupakan equipment inti Unit RCC Kilang Balongan yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan produk bernilai tinggi sekaligus sebagai penghasil margin RU VI.

“Cyclone ini berfungsi untuk memisahkan debu katalis dengan udara hasil pembakaran di Regenerator, sehingga katalis tidak keluar ke udara bebas. Kemudian untuk orifice chamber berfungsi mereduksi tekanan flue gas keluaran dari regenerator sebelum menuju ke CO Boiler  di Unit RCC Kilang Balongan,” ujarnya.

Untuk Riser berbobot 93 ton tersebut, tutur Nurgoho, adalah tempat terjadinya kontak antara katalis dengan feed atau umpan reaktor untuk memulai reaksi catalytic cracking.

Sedangkan reaktor, adalah peralatan terberat yang diganti yakni 750,8 Ton dan berfungsi sebagai tempat berlangsung reaksi Catalytic Cracking untuk merekahkan rantai karbon dari feed (umpan) minyak berat bernilai jual rendah menjadi produk dengan rantai karbon lebih pendek yang mempunyai nilai lebih tinggi seperti Propylene, LPG, Naptha, Light Cycle Oil (LCO), dan Decant Oil.

“Beberapa material existing juga dilakukan modifikasi agar fungsinya dapat menyesuaikan dengan equipment atau peralatan baru yang dipasang,” tutur Nugroho.

Dalam perjalanannya, kata GM Project Balongan, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi, namun dengan segala upaya dan ikhtiar yg dilakukan, pihaknya terus berusaha agar target dapat dicapai sesuai perencanaan.

“Doakan semuanya berjalan lancar agar kehandalan Kilang Balongan meningkat, terutama di unit RCC dan hal ini akan sangat mendukung dalam pemenuhan produksi BBM nasional,” ucap GM Project Balongan. (Red/Sanita)