Cilacap, LINews – Tuberkulosis atau TBC merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Menurut Global TB Report tahun 2021, di Indonesia ditemukan sebanyak 824.000 kasus TBC menjadikan Indonesia berada di peringkat ketiga setelah India dan China . Sedangkan Jawa Tengah juga tinggi kasus TBC nya setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur .
Dari data Dinas Kesehatan Cilacap per Agustus 2022 kasus TBC di Cilacap mencapai 2153 kasus atau 55,6 persen. Bahkan dari jumlah tersebut masih bisa bertambah, karena sesuai dari luas wilayah dan jumlah penduduk masih ada sekitar 1722 kasus yg belum ditemukan. Tak mengherankan jika kondisi ini menjadikan Cilacap berada pada peringkat 7 di Jawa Tengah terkait kasus TBC.
Pemerintah Kabupaten Cilacap kini dituntut untuk dapat gencar mentracing kasus TBC, sehingga nantinya tidak ada lagi sumber penularan ke masyarakat luas. Merespon kondisi ini, Pemkab Cilacap terus melakukan percepatan kinerjannya. Diantaranya meningkatkan penemuan, pengobatan dan pelaporan kasus TBC, serta keterlibatan seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan – Fasyankes.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr. Pramesti Griana Dewi pada acara Pertemuan Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM untuk Optimalisasi Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal terkait Layanan TBC di Kabupaten Cilacap. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari di Hotel Atrium Cilacap Senin- Selasa (19-20 September 2022/) merupakan kerjasama Yayasan Mentari Sehat Indonesia-MSI Kabupaten Cilacap yang bergerak di bidang kesehatan , Sosial dan Pendidikan.
Lebih lanjut Kadinkes dr Pramesti mengakui sejauh ini kondisi kasus TBC di Cilacap masih cukup tinggi dan mengalami peningkatan. Namun demikian menurutnya hal ini juga menjadi keberhasilan dalam menyadarkan masyarakat untuk berani melaporkan kasus TBC kepada petugas. Sehingga mendapatkan penanganan yang tepat dari layanan kesehatan.
Dikatakan, untuk kasus TBC Resistens obat atau kebal obat sangatlah membahayakan dan berisiko tinggi. Pasalnya orang yang tertular bisa langsung TBC resinten obat. Terkait pengobatan TBC resisten Obat, dalam penyembuhan diharuskan minum obat minimal 9 bulan hingga 2 Tahun. Jika di nominalkan bahkan bisa mencapai kurang lebih 200 juta.
Pramesti menegaskan, bagi pasien TBC tidak perlu khawatir, karena pemerintah telah memberikan kemudahan dengan menggratiskan pengobatan TBC, bahkan mendapat dukungan dana hibah dari Global fund untuk penanggulangan TBC. Tentunya masyarakat diharuskan dengan mengikuti prosedur yang berlaku, di Kabupaten Cilacap telah tersedia layanan Pengobatan TBC resisten -RSUD Cilacap yaitu di Paru center. Keberhasilan penanganan TBC dikabupaten Cilacap perlu mendapat dukungan dari semua pihak dan multi sektor.(Al S).