Jakarta, LINews – Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan adanya suatu kejanggalan dalam Program Kartu Prakerja.
Kejanggalan tersebut adalah adanya 119.494 peserta dengan anggaran sebesar Rp 289,85 miliar pada Kemenko Perekonomian terindikasi tidak tepat sasaran.
Berdasarkan temuan tersebut, beberapa pihak mendesak bila program kartu pra kerja untuk dihentikan.
Dari beberapa temuan BPK dan lembaga pengawasan masyarakat serta DPR didapati banyak pelanggaran dan dugaan penyimpangan anggaran kartu prakerja.
Informasi mengenai adanya dugaan penyimpangan penggunaan dana Program Kartu Prakerja kami dapati dari salah satu sumber yang pernah bekerja di Prakerja. Sebut saja inisialnya C.
Salah satunya soal rencana temu Raya Alumni Prakerja. Pertanyaannya dari mana asal dana acara Temu Raya Alumni Prakerja?
Sumber C menyebut, acara Temu Raya Alumni Prakerja diduga adalah ide dari Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari.
Namun dalam materi konsep acara Temu Raya Alumni Prakerja yang didapat Law-justice.co disebutkan, ide penyelenggaraan acara tersebut datang dari Presiden Joko Widodo.
Terlepas dari siapa ide acara itu berasal, C juga menduga ada penyimpangan penggunaan dana pra kerja, sebab asal dana acara tersebut tidak jelas.
Ia mengaku mendapatkan informasi dari salah satu rekannya, yang menyatakan anggaran yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan acara Temu Raya Alumni Prakerja bisa mencapai puluhan milyaran rupiah.
Sebab, biaya akomodasi, tiket, penginapan 8 ribu alumni Prakerja yang diundang ditanggung oleh Prakerja.
Jika satu orang memakan dana, katakanlah, Rp10 juta, maka untuk 8 ribu pekerja, dana yang dibutuhkan yakni Rp80 miliar.
“itu baru untuk peserta, belum sewa gedung SICC, bayar artis, jasa EO dan lain sebagainya. Dananya bisa lebih meningkat lagi,” ujar C.
Dugaan CK cukup beralasan. Sebab dalam daftar pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai acara tersebut, pihak penyelenggara dengan jelas menyatakan, segala bentuk akomodasi peserta akan ditanggung oleh panitia.
“Peserta akan mendapatkan transportasi menuju lokasi acara, akomodasi (penginapan), dan makanan-minuman (logistik) sewaktu acara,” demikian keterangan pihak penyelenggara acara Temu Raya Alumnu Prakerja dalam kartu FAQ, yang didapat law Investigasi.
Sementara itu, acara Temu Raya Alumni Prakerja yang akan digelar 17 Juni 2022 mendatang, tidak hanya sekadar ajang kumpul-kumpul peserta prakerja.
Ada juga beberapa acara lainnya, seperti Mini Job Fair, Stand Up Comedy, pertunjukan musik yang akan mengundang sejumlah artis nasional, diantaranya Sheila on 7, Sherina dan Slank.
Dan terakhir adalah lomba film pendek mengenai Kartu Prakerja. Untuk acara lomba film pendek, CK mendapatkan bocoran nominal hadiah yang akan diberikan kepada peserta, yakni Rp450 juta untuk 3 sutradara dan Rp300 juta untuk sepuluh pemenang.
“Untuk lomba film, besok tanggal 7, 10 anak-anak itu disuruh ke Jakarta buat screening di depan direksi, untuk biaya kompetisi film ini aja sudah habis hampir 1 miliar,” ujar C berdasarkan informasi yang didapatnya.
Menurut C, besarnya dana penyelenggaraan acara Temu Raya tersebut menjadi sebuah ironi. Meski belum jelas dari mana asal dananya, acara tersebut diselenggarakan menggunakan pajak rakyat Indonesia.
Dugaan pelanggaran keuangan lainnya adalah ketika masih bekerja di Prakerja, sumber, C melihat ada sejumlah dugaan penyimpangan penggunaan dana operasional Prakerja.
Salah satunya adalah kegiatan ke sejumlah daerah yang ia nilai tidak jelas esensi dan tujuannya.
Menurut dia, kegiatan ke luar kota tersebut tidak terjadwal dan bisa dilakukan kapan saja jika ada orang-orang di level atas yang menginginkannya.
“Mereka jalan-jalan kerja selalu keliling Indonesia pergi ke Biak, ke Manado, ke daerah-daerah lain. Alasannya ingin berkoordinasi dengan Pra Kerja di daerah. Padahal alasannya sesederhana si A belum pernah ke Papua, belum pernah ke Manado dan tempat lainnya yang Kalau bayar sendiri pasti kita tidak sanggup,” urai sumber tersebut.
Ia juga menyebut, suatu ketika manajemen Prakerja pernah ingin membeli slot di salah satu program acara di televisi swasta, untuk menampilkan salah satu direkturnya.
Menurut dia, pembelian slot tersebut nilainya fantastis, yakni Rp500 juta untuk sekali tampil.
Angka tersebut sangat tinggi dan menurut dia, tujuan pembelian slot acara tersebut tidak jelas. Sumber dananya pun tidak jelas dari mana. Namun ia menduga hal tersebut berasal dari dana operasional yang berjumlah Rp200 miliar setiap tahunnya.
Terkait penggunaan dana operasional Prakerja yang diduga menyimpang, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari membantah hal tersebut.
Menurut dia, dana operasional yang diterima oleh Pelaksana Manajemen Prakerja sangat kecil, dibandingkan lembaga negara lainnya.
Penggunaannya pun diawasi dengan ketat, terlebih Prakerja sudah diaudit oleh BPK dan BPKP sejak 2020.
Ia memastikan tata kelola penggunaan dana operasional tersebut sangat dijaga dan tak ada penyimpangan.
“Kalau ada sisa dana program maupun operasi, sesuai Permenko 11/2020 dan PMK 25/2020 ya harus dikembalikan ke negara hingga saldo di rekening 0,” tegas Denni.
Manajemen Bungkam Soal Sumber Dana Temu Raya Alumni Prakerja
Selain pelatihan daring, penerima program prakerja akan mendapatkan uan sebesar Rp600 ribu setiap bulan, selama empat kali, atau sebesar Rp2,4 juta perorang.
Dan kini Pelaksana Manajemen Kartu Prakerja tengah menggagas sebuah acara besar untuk orang-orang yang pernah mengikuti program Kartu Prakerja.
Program tersebut diberi nama Temu Raya alumni Prakerja yang akan dilaksanakan pada 17 Juni 2022 mendatang, di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat.
Acara tersebut akan mengundang 8 ribu orang yang pernah mengikuti program prakerja, dari 514 kabupaten di seluruh Indonesia. Mereka akan bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo yang akan hadir dalam acara tersebut.
Tak hanya bertemu, para peserta juga bisa berdialog langsung dengan presiden, sebagai acara inti.
Di balik megahnya acara Temu Raya Alumni Prakerja itu, muncul satu pertanyaan, dari mana asal dananya?
Apakah dari anggaran prakerja yang berjumlah triliunan rupiah, yang diberikan setiap tahun? atau ada sumber dana lainnya.
Untuk memastikan hal tersebut, kami bertanya langsung kepada Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari.
Ia mengatakan, dalam penyelenggaraan acara Temu Raya Alumni Prakerja, pihak manajemen pelaksana mengandeng para mitra prakerja, yang jumlahnya mencapai 380 lembaga.
Namun ia enggan menjawab dari mana asal dana acara tersebut. Ia hanya menyebutkan, pelaksanaan acara tersebut memakai sistem gotong royong antara manajemen Prakerja dengan para mitra.
“Prakerja punya banyak mitra. Silakan lihat di situs www.prakerja.go.id. Jadi, acara 17 Juni juga gotong royong dengan mitra-mitra,” ujar Denni.
Denny menambahkan, konsep gotong royong yang dimaksud yakni, mitra prakerja sifatnya hanya menjadi pendukung acara tersebut. (Tim)