Abu Dhabi, LINews – Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, mengguncang jajaran petinggi negara tersebut pada hari Rabu (29/03), dengan menunjuk putra sulung dan saudara-saudaranya untuk menduduki jabatan-jabatan puncak di negara tajir tersebut.
Putra sulung sang presiden, Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, ditunjuk sebagai putra mahkota Abu Dhabi, ibu kota negara dan yang terkaya dari tujuh emirat. Jabatan ini secara tradisional menandakan siapa yang akan menduduki kursi kepresidenan berikutnya.
Sementara itu, Mansour bin Zayed Al Nahyan, pemilik klub sepak bola Inggris Manchester City, ditunjuk sebagai wakil presiden negara kaya minyak ini bersama penguasa Dubai, Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Sheikh Mohammed menunjuk saudara laki-lakinya yang lain Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan sebagai penasihat keamanan nasional UEA. Dia mengendalikan kerajaan bisnis yang luas. Sedangkan Hazza bin Zayed Al Nahyan ditunjuk sebagai wakil penguasa Abu Dhabi.
Apa arti dari langkah ini?
Abu Dhabi telah memegang kursi kepresidenan sejak Federasi Uni Emirat Arab (UEA) didirikan oleh ayah Sheikh Mohammed pada tahun 1971. Pilihan Sheikh Khaled sebagai putra mahkota mencerminkan kecenderungan di sebagian besar monarki Teluk Arab untuk memilih garis keturunan langsung – anak laki-laki ketimbang saudara laki-laki – untuk suksesi. Ini mirip dengan negara-negara Teluk lainnya seperti Arab Saudi.
Cinzia Bianco, seorang peneliti di European Council on Foreign Relations, mengatakan, Sheikh Mohammed menjaga “keseimbangan pembagian kekuasaan, tetapi hanya di dalam klan Al Nahyan (Abu Dhabi)” dengan menunjuk saudara-saudaranya yang terkemuka untuk peran baru di negara keemiran itu.
Sheikh Mohammed, dikenal dengan sapaan populer MbZ, dinobatkan sebagai presiden tahun lalu setelah saudara tirinya, Sheikh Khalifa meninggal. Ia telah menjadi penguasa de facto UEA selama bertahun-tahun di tengah-tengah sakitnya Sheikh Khalifa.
Sejarah kemakmuran sebuah monarki dan hubungannya dengan Indonesia
Berdiri tanggal 2 Desember 1971 dengan dimotori Sheikh Zayed bin Sultan al-Nahyan (1918-2004), selepas dari jajahan Inggris, federasi UEA merupakan gabungan dari tujuh keemiran, yakni Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-Quwain, Ras al-Khaimah, dan Fujairah.
Editorial harian nasional di negara itu, the National akhir tahun lalu mencatat perjalanan luar biasa UEA, antara lain lewat pertumbuhan domestik bruto (PDB)-nya, dari sekitar 15 miliar dollar AS pada tahun 1975 menjadi hampir 360 miliar dollar AS pada tahun 2020.
Dikutip dari Kompas, sejak tahun 2019, praktis setiap tahun pemimpin UEA dan Indonesia, Joko Widodo saling berkunjung. Hubungan Jokowi dan MBZ dinilai berbagai pihak mencapai kedekatan emosional.
Terakhir, November lalu, sehari menjelang KTT G20 Bali, MbZ berkunjung ke Solo dan dijamu di rumah Jokowi dalam rangka peresmian Masjid Raya Sheikh Zayed. Nama MbZ juga dijadikan sebagai nama jalan tol layang Jakarta-Cikampek. Sementara itu nama Joko Widodo juga diabadikan sebagai nama masjid dan nama jalan di Abu Dhabi.
Kedua negara menjalin kerja sama di bidang perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, hak kekayaan intelektual, ekonomi Islam, ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, kerja sama ekonomi, pengadaan barang dan jasa pemerintah, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perdagangan digital, serta ketentuan hukum dan isu kelembagaan.
ap/as (afp, reuters, ap, the national, LINews)