Beberapa Desa di Tasikmalaya Diduga Lakukan Pungli Bansos

Beberapa Desa di Tasikmalaya Diduga Lakukan Pungli Bansos

Tasikmalaya, LINews – Diduga beberapa desa diwilayah Kec. Cigalontang Kab. Tasikmalaya melakukan Pungutan Liar (Pungli) dalam penyaluran Bantuan Beras untuk Bulan Januari 2024.

Diduga pungli tersebut untuk digunakan dengan alasan biaya transportasi, ada juga yang infaq dan sedekah atau pun yang lain nya.

Berdasarkan informasi dilapangan, dugaan pungutan tersebut bervariatif, ada yang se-ikhlas nya dan ada juga yang dipatok.

Dari 16 desa di Kec. Cigalontang, diduga ada 4 desa yang melakukan pungli tersebut. Diantara nya, Desa Nangtang, Desa Lengkongjaya, Desa Tanjungkarang dan Desa Pusparaja. Namun tidak menutup kemungkinan masih ada desa yang diduga melakukan pungli selain desa tersebut.

Saat dikonfirmasi kepada salah satu Kepala Desa Tanjungkarang Lalan mengatakan, menurutnya itu bukan pungutan melainkan untuk biaya transportasi perjalanan untuk mengantarkan beras kepada penerima manfaat.

“ya kalau wilayah ny jauh ,terus musim hujan akan gak pakai ojek ,jadi harus pake kendaraan mobil , tidak ada pungitan ,itu biyaya transpotasi ,kata lalan ” Kata Lalan saat dikonfirmasi via telepon milik nya, Selasa (6/02/2024) lalu.

Namun pada saat ditanya mengenai berapa besaran uang transportasi yang dibebankan kepada masyarakat di Desa Tanjungkarang dan diwawancarai lebih lanjut, Lalan mengatakan itu harus menanyakan kepada RT atau ke Kepala Dusun setempat atau kepada Sekretaris Desa.

“Gak tau ya,itu mah harus ke rt atau ke punduh punduh ,coba tanya ke sekertaris ” Lanjut Lalan.

Lebih lanjut, Kepala Desa Pusparaja Ajo mengatakan, Ia belum mengetahui dengan adanya kejadian tersebut dikarenakan sedang berada diluar kota.

“Jawaban akang belom tau , sebab akang( saya ) dari kemarin dijakarta harus klarifikasi dulu saya (ke desa). saya belom tau urusan itu , tidak ada laporan lagi dari siapa yang memungut,” Ungkap Ajo saat dikonfirmasi melalui telepon Whatsapp milik nya.

Kemudian, pada saat dikonfirmasi kepada perangkat Desa Nangtang, kami mendapatkan jawaban yang sama seperti dari jawaban pihak Desa Tanjungkarang, alasan nya untuk biaya transportasi.

(Rahmat)

Tinggalkan Balasan