Bos Telkom Bicara Tantangan Digital RI

Bos Telkom Bicara Tantangan Digital RI

Jakarta, LINews – Sebagai negara kepulauan, Indonesia menghadapi persoalan unik dalam membangun konektivitas digital untuk seluruh populasi tanah air. Selain itu, RI juga masih membutuhkan banyak talenta baru agar infrastruktur digital yang tersedia bisa dimanfaatkan dengan optimal.

Direktur Bisnis Digital PT Telkom Indonesia Tbk. Fajrin Rasyid membeberkan tantangan yang dihadapi Telkom dalam membangun konektivitas digital di seluruh Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa tiap negara di area Indo-Pasifik memiliki tantangan yang unik, terutama Indonesia dan Filipina, sebagai negara kepulauan.

“Untuk membangun di area terpencil, contohnya Indonesia dan Filipina, adalah dua negara kepulauan terbesar di dunia. Ada tantangan dalam pembangunan infrastruktur fisik,” katanya dalam Asean-Indo-Pacific Forum 2023, Rabu (6/9/2023).

Dua tantangan lain dalam pembangunan konektivitas di RI, jelas Fajrin, adalah permasalahan talenta dan perbedaan standar. Dia mengungkapkan bahwa infrastruktur digital yang sudah tersedia harus dikelola.

Soal standar, ia menjelaskan bahwa tiap penyedia infrastruktur dan penggunanya harus terus berkolaborasi dan bermitra.

“Teknologi ini terus berkembang dan kita harus terus beradaptasi dengan teknologi yang baru. Oleh karena itu, kita membutuhkan insinyur terbaik untuk mengelola infrastruktur ini,” kata Fajrin.

Untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut, Telkom telah menjalankan tiga inisiatif utama. Fajrin mengungkapkan bahwa Telkom kini telah membangun infrastruktur yang menghubungkan lebih dari 500 kota di seluruh Indonesia yang mencakup 99 persen populasi Indonesia.

“Kami tentu ingin 100 persen. Karena itu, kami harus bekerja sama dengan semua pihak termasuk pemerintah untuk melayani mereka yang ada di area sangat terpencil,” katanya.

Fajrin mengatakan Telkom juga sadar bahwa talenta digital dibutuhkan agar infrastruktur yang tersedia tidak sia-sia. Tidak hanya pelatihan talenta insinyur digital, BUMN tersebut juga menggenjot pelatihan untuk UMKM di seluruh Indonesia.

“Potensi ekonomi digital ini hanya bisa digali jika UMKM diberikan keahlian yang mereka butuhkan untuk menggunakan teknologi yang tersedia. Contohnya, penjualan UMKM bisa lebih luas jika mereka bisa masuk ke ecommerce,” katanya.

Terakhir, infrastruktur digital juga harus dilengkapi oleh layanan yang bisa digunakan oleh sebanyak mungkin orang. Fajrin memberikan contoh kolaborasi antara Telkom dan pemerintah dalam membangun aplikasi PeduliLindungi yang bermafaat untuk setiap warga RI.

(Dens)

Tinggalkan Balasan