Kota Tasikmalaya, LINews – Akhir akhir ini iklim tidak bisa di prediksi, hujan terus menerus hampir tiap sore hari, bahkan saluran akibat debit air yang cukup tinggi sudah tidak dapat menampung.
Seperti di wilayah Mangkubumi Kota Tasikmalaya banyak sekali keluhan keluhan masyarakat akibat luapan air bahkan sampai menutupi Jalan Raya.
Walaupun upaya dari Dinas terkait sudah membenahi drainesse namun tetap debit air tidak tertampung, Minggu 06/05/2023.
Cikunten 2 salah satu akses saluran air yang sangat di dominan di wilayah Mangkubumi, namun saluran tersebut sering menjadi bahan perbincangan masyarakat setiap hujan turun yang mengakibatkan banjir di wilayah tersebut.
Melalui grup media whatsapp masyarakat Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi mengeluarkan keluhannya akibat banjir tersebut tidak sedikit juga saluran yang jebol akibat terkikis oleh debit air yang sangat tinggi, seperti halnya warga cipari yang mengeluh setiap hujan pasti Jalan Raya Mangkubumi-Singaparna selalu banjir.
“hal tersebut di akibatkan dari salah satu perumahan yang tidak mau membuat saluran sendiri, bahkan air dari hujan dari perumahan tersebut lari ke jalan raya dan banjir serta menggenang yang mengakibatkan kemacetan bagi para pengguna jalan” kata sumber LINews.
Di tempat lainpun di katakan oleh Teten selaku Ketua LSM GMBI Mangkubumi sekarang sudah menjadi tempat Wisata, yaitu wisata banjir, karena di setiap hujan datang baik di jalan maupun di pedalaman banyak masyarakat yang menonton dan membantu para pengguna jalan yang kendaraannya mogok akibat banjir.
“Dari tahun ke tahun sebelumnya Kami sudah melaporkan ke Dinas Terkait yakni BBWS namun sampai detik ini tidak ada respon sedikitpun.” Ujar Teten.
Tahun 2022 saat ada renovasi saluran Cikunten 2 warga sudah komplain kepada BBWS karena pengerjaan oleh salah satu PT yang memenangkan tander tersebut sangat asal asalan demi keuntungan pribadi tapi tidak mempedulikan penderitaan masyarakat penerima manfaat akibat ulahnya, seperti yang sekarang terjadi.
Air meluap sangat deras dan membanjiri jalan, kolam, sawah bahkan rumah warga, dan dekat saluran tersebut juga ada pesantren yang dikhawatirkan akan kena imbas dari banjir ini. Sebenarnya warga ingin duduk bersama Dinas terkait seperti BBWS, dan PUTR agar ada win solusi untuk memecahkan persoalan ini, namun seolah olah mereka tidak mau dan alergy terhadap warga.
“Kepada Bapak yang terhormat Baik Kepala Dinas (Kadis) Ataupun pak Kabid, Kami di sini berjuang bukan untuk kepentingan pribadi namun untuk masyarakat banyak jadi mohon sadar dan mengerti, mari kita pecahkan dan cari solusi bersama, jika memang Bapak tidak sanggup dan tidak mampu.” Pungkas Teten dengan nada kesal.
Hal senada dikatakan juga oleh Amuy Mulyana Ketua Gibas Sektor Mangkubumi, “Saya terkadang bingung dengan para Dinas yang terkait di bab ini, memang semuanya harus sesuai prosedur, tapi prosedur yang mana?” Ujarnya.
Apakah harus menunggu adanya korban akibat banjir ini atau masyarakat harus bertindak sendiri? Ini sebenarnya hal yang sangat urgent dan harus cepat ada penanganan.
“Kalau kami Demo anggapannya kami arogan, tpi kalau kami diam malah seperti di nina bobokan, padahal kami mewakili aspirasi masyarakat yang sudah sangat sakit dengan banjir tersebut.” Lanjut Amuy.
(M Rahmat)