Dedi-Erwan Jalani Tes Psikologi di RSHS Bandung

Dedi-Erwan Jalani Tes Psikologi di RSHS Bandung

Bandung, LINews – Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan, kembali mengunjungi Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Kota Bandung, Sabtu (31/8/2024) untuk menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan. Mereka tiba sekitar pukul 07.15 WIB, kompak mengenakan pakaian berwarna putih, dan dijadwalkan akan melakukan pemeriksaan psikologi atau tes kesehatan rohani hari ini.

Pemeriksaan ini merupakan lanjutan dari pemeriksaan jasmani yang telah dilakukan pada Jumat (30/8/2024). Dedi dan Erwan tidak melakukan persiapan khusus sebelumnya.

“Tidak (ada persiapan khusus) yang penting kita sehat, jiwa sehat, itu saja. Hari ini pemeriksaan rohani ya. Sebenarnya bukan pemeriksaan rohani, tapi pemeriksaan kejiwaan karena rohani tidak bisa diperiksa, kejiwaan itu didasarkan pada pikiran,” kata Dedi, Sabtu (31/8/2024).

Dedi mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan jasmani yang dijalaninya sehari sebelumnya tidak menunjukkan adanya masalah, baik dari luar maupun dalam tubuhnya. Ia mengaitkan hal ini dengan pola hidup sehat yang selalu dijaganya.

“Dalam kehidupan pembangunan ini kita terlalu fokus pada pengobatan, konsentrasi negara itu pada bangunan rumah sakit, para medis, pada alat kesehatan tapi kita tidak buat role bagaimana orang sehat, kalau dalam persepsi saya gedung bangunan penting, dokter dan para medis penting, alat kesehatan itu penting, tetapi bahwa menyiapkan masyarakat untuk sehat itu jauh lebih penting dengan membangun pola hidup,” ungkapnya.

Dedi mencontohkan, seperti bangunan dan peralatan di RSHS yang sudah lengkap, tapi hal itu tidak sebanding dengan ketersediaan tempat parkir. Pemerintah ke depan harus memikirkan bagaimana rumah sakit daerah hingga puskesmas peralatan harus dilengkapi.

“Saya kemarin mikir orang Sukabumi ke sini 8 jam, orang Kuningan semua ke sini, oke biaya kesehatan tidak bayar karena ditanggung pemerintah, tapi selama di sini mereka nginep di mana dan makan di mana, sehingga itu harus ada distribusi, jadi problem kesehatan itu cukup diselesaikan ditingkat puskesmas deh, cukup paling tinggi di tingkat kabupaten/kota,” jelasnya.

Dedi juga menyinggung masalah distribusi layanan kesehatan yang tidak merata. Ia menekankan perlunya penyebaran dokter spesialis dan tenaga medis ke daerah-daerah, sehingga peralatan kesehatan yang lengkap juga tersedia hingga di tingkat puskesmas dan rumah sakit kabupaten atau kota.

“Dokter spesialis yang numpuk di kota disebar dan dokter-dokter umum yang di daerah itu diseleksi dan mereka yang punya kualifikasi kita sekolahkan spesialis oleh pemerintah provinsi dan nanti pemerintah provinsi buat ruangan khusus di rumah sakit kabupaten kota untuk investasi provinsi, kemudian dokternya jadi dokter spesialis di daerah tersebut, problemnya selesai tidak terjadi penumpukan dokter spesialis di kota,” pungkasnya.

(Hd)

Tinggalkan Balasan