Ubud, LINews – PT Pertamina (Persero) bertekad mengembangkan program Desa Energi Berdikari (DEB) guna mendukung target Net Zero Emission 2060 dan mempercepat transisi menuju energi bersih. Komitmen ini ditunjukkan dengan mengajak 33 pemimpin redaksi (pemred) media massa untuk melihat langsung DEB yakni Desa Keliki, Ubud di Kabupaten Gianyar, Bali.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati bersama pemred media massa nasional meninjau langsung penggunaan energi bersih yang dihasilkan solar PV untuk menyalurkan energi bagi Subak Lauh Batu pada Jumat (21/6). Bersama Manajemen Holding dan Subholding Pertamina, rombongan juga menebar pupuk organik.
Selanjutnya, para pemred diajak melihat langsung tempat pengolahan sampah berbasis EBT dan bertemu pelaku UMKM binaan Pertamina.
Desa Keliki menjadi proyek percontohan pengembangan energi bersih berbasis desa yang telah mendunia. Desa Keliki banyak dikunjungi delegasi dunia, seperti negara-negara G20 yang tergabung dalam Energy Transition Working Group (ETWG) G20 2022, ASEAN Energy Ministerial Meeting 2023, serta dikunjungi Wakil Menteri Energi Amerika Serikat 2023 dan Southeast Asia Youth Energy Forum (SAYEF).
Energi bersih di Desa Keliki yang digunakan untuk menjalankan sistem pengairan persawahan, pengolahan sampah, penerangan dan lain sebagainya berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satunya peningkatan produksi pangan komoditas beras.
Sebelumnya lahan yang dikelola masyarakat dengan sistem subak dari mata air langsung menggunakan irigasi dari hulu hingga ke hilir, sehingga saat kemarau memiliki kendala dalam pasokan air. Selain itu, melalui energi bersih untuk pengelolaan limbah di TPS3R, desa ini mampu mengolah sampah sebanyak 3-4 ton/minggu untuk menjadi pupuk kompos bagi pertanian warga.
Berbagai langkah ini berdampak positif terhadap lingkungan, sebab program DEB Keliki berkontribusi dalam pengurangan emisi sebesar 36.750 kg C02eq per tahun.
VP CSR & SMEPP Pertamina Fajriyah Usman mengatakan DEB Keliki merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dijalankan Pertamina untuk mendukung perannya dalam memimpin transisi energi dan mencapai target NZE tahun 2060.
“Pertamina bersama masyarakat dan local hero membangun 7 pompa air untuk pengairan dengan basis tenaga surya,” ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis, Minggu (23/6/2024).
Dalam pengelolaannya, imbuh Fajriyah, Pertamina memberikan kepercayaan kepada Badan Usaha Desa (BumDes) Desa Keliki. Hingga saat ini, EBT di Desa Keliki memberikan manfaat kepada 1.200 Kepala Keluarga.
Fajriyah menambahkan agar program ini terus berlanjut dan bisa berdikari secara ekonomi dan energi, bisnis digital marketing menjadi fokus kegiatan. Pihaknya pun menjaring 25 orang pemuda yang menghasilkan 15 UMKM melalui kerja sama pemuda desa dengan produk kemasan hingga pupuk kompos.
Program terus dikembangkan agar dapat berdampak lebih besar, melalui edukasi kepada anak-anak PAUD, TK dan SD di sekitar Keliki terkait dampak sampah pada ekosistem, pengolahan sampah dan pemanfaatan energi bersih.
Ketua BUMDes Yowana Bakti Keliki I Wayan Sumada menyampaikan apresiasi kepada Pertamina yang telah mengubah Keliki menjadi desa energi berdikari.
“Pertamina telah mendarah daging di Desa Keliki. Di sawah ada Pertamina di sekolah ada Pertamina, di pengolahan sampah ada Pertamina. Jadi di mana-mana ada Pertamina,” tutur I Wayan Sumada.
Sejak adanya pompa air yang menggunakan energi matahari dan pupuk kompos dari pengolahan sampah untuk sawah, katanya, hasil panen padi organik di Desa Keliki bertambah dari 5 ton hingga 8 ton per hektare dalam satu kali panen. Jumlah ini di atas rata-rata sawah pada umumnya, yaitu 7 ton per hektare.
Manfaat lain di bidang lingkungan, ada pelatihan bagi 30 ibu rumah tangga untuk produksi eco-enzym yang menjadi salah satu katalisator untuk mempercepat proses pembentukan pupuk kompos. Hal ini pun berdampak terhadap penghematan biaya pupuk sebesar Rp 4,3 juta per siklus.
Lebih lanjut, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan Pertamina telah mengembangkan DEB di 85 titik di seluruh Indonesia.
“Program DEB Pertamina berhasil menurunkan 729.127 ton Co2eq per tahun reduksi emisi karbon,” ujar Fadjar.
Fadjar menerangkan Pertamina telah mengembangkan EBT dengan memanfaatkan 5 jenis energi terbarukan, yakni pembangkit listrik tenaga surya, gas metana dan biogas, mikro hidro, biodiesel serta energi hybrid dari energi surya dan angin.
“Program DEB akan terus dikembangkan untuk menjawab tantangan kebutuhan energi bersih yang semakin meningkat,” katanya.
Secara nasional, DEB telah menghasilkan energi terbarukan sebanyak 324.039 Wp (tenaga surya), 609.000 m3/tahun (gas metana), 16.500 Wp (Hybrid/Matahari & Angin), 28.000 Watt (mikro hidro) dan 6.500 L/tahun (biodiesel).
Sebagai informasi, Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
(WA)