Denpasar, LINews – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berpendapat agama berperan besar dalam ekonomi kerakyatan. Selain itu, juga menyebarkan perdamaian di dunia.
Erick menyampaikan hal tersebut dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Internasional Para Pemimpin Agama atau R20 Indonesia 2022 di Bali, Rabu (2/11/2022). Menurutnya, R20 merupakan bukti Indonesia mampu menjadi rumah bagi keberagamaan dan contoh penerapan toleransi.
Ajang ini juga menjadi momentum untuk menyelesaikan sejumlah persoalan geopolitik hingga ekonomi global. Dia menuturkan, BUMN sejak awal berkomitmen berkolaborasi dengan para tokoh agama untuk memulihkan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Baca Juga:
Menaq Yaqut Paparkan Keberhasilan RI Hadapi Pandemi
Ketua MK hingga Komisaris BUMN Dilarang Gabung Timses Pemilu 2024
“Peran para tokoh agama tidak bisa diabaikan. Saat pandemi, para tokoh agama banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan hingga program vaksinasi,” kata dia.
Erick menuturkan, dukungan dari tokoh agama menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kita masih ingat betul, para tokoh agama bekerja keras dalam memberikan pemahaman kepada para jamaah terkait adaptasi dalam ibadah saat pandemi melanda,” ujar Erick, yang juga menjabat Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah.
BACA JUGA:
Kejagung Usut Dugaan Korupsi Proyek BAKTI Kominfo
Sengaja Gagalkan Pemungutan Suara Pemilu 2024 Dipidana 5 Tahun Penjara
Dia pun berharap ajang R20 makin memperkokoh silaturahmi tokoh agama di dunia. Menurut Erick, para tokoh agama mempunyai peranan besar dalam menyebarkan perdamaian dan keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan.
“Ajang ini menjadi pertanda bahwa dengan saling mendengar satu sama lain, kita sama-sama bisa mencari solusi atas berbagai persoalan yang melanda dunia,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, BUMN mendapat tugas besar dalam menyukseskan dua ajang dalam rangkaian KTT G20, yakni Music 20 atau M20 dan Religious 20 atau R20.
“Ini menjadi bagian besar agenda Indonesia yang ingin memastikan G20 tidak hanya bicara antara pemerintah dan pemerintah, tapi juga melibatkan people to people atau masyarakat dan masyarakat,” ucap dia.
BACA JUGA:
Kejagung: Kasus BTS Kominfo Naik ke Penyidikan
Dia menambahkan, M20 dan R20 menjadi hal baru dalam penyelenggaraan KTT G20. Indonesia, menawarkan hal berbeda dibanding KTT G20 sebelumnya dengan hadirnya dua event tersebut. Menurut Erick, M20 dan R20 juga akan terus didorong untuk digelar di negara lain.
“Ini supaya ada kontinuitas, jangan G20 seperti menara gading, tapi tidak memberikan keputusan-keputusan kepada rakyat. Justru ini yang kita coba turunkan, bagaimana di Indonesia beda bahwa people to people movement menjadi penting, itu kenapa ada M20 dan R20,” tuturnya.
(Kade)