Yogyakarta, LINews – Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad bertemu empat mata dengan Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. Pertemuan ini berlangsung di Kantor Gubernur dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi DIY.
“Kita ngobrol-ngobrol, cerita-cerita masa lalu, waktu saya menjadi Gubernur Gorontalo,” kata pria yang pernah menjadi Gubernur Gorontalo dua periode (2001-2006 dan 2006-2011) ini dalam keterangannya, Senin (22/5/2023).
Fadel mengungkapkan dirinya juga membahas masalah kebangsaan dan pembangunan daerah dalam pertemuan ini.
“Kita juga membicarakan masalah nasional dan pembangunan daerah,” ujar Wakil Ketua MPR dari DPD ini.
Ia menggarisbawahi inti penting dari pembicaraan dengan Sri Sultan adalah adanya keinginan dan harapan untuk menjaga stabilitas di tahun politik ini.
“Yang paling inti adalah bahwa Ngarso Dalem ingin agar kita menjaga stabilitas politik ini untuk kepentingan bangsa,” tuturnya.
Diketahui, Sri Sultan berpesan dan berharap masalah stabilitas politik ini dapat disampaikan kepada Pimpinan MPR lainnya.
“Sebagai Wakil Ketua MPR saya agar menyampaikan pesan itu kepada teman-teman lainnya (pimpinan MPR) di MPR,” ujarnya.
“Ngarso Dalem berpesan untuk menjaga terus stabilitas politik, persatuan, dan kesatuan kita karena bangsa kita terlalu besar bukan cuma Yogyakarta saja. Itu pesan yang paling utama kepada Pimpinan MPR lainnya,” tambahnya.
Sebagai informasi, Fadel tiba di Kantor Gubernur DIY sekitar pukul 13.45. Sebelum memasuki ruang pertemuan, Fadel menyerahkan bingkai foto besar kepada Sri Sultan Hamengkubuwono X yang berisi foto Sri Sultan HB X beserta istri G.K.R. Hemas yang diapit Fadel Muhammad dan istri Hana Hasanah Shahab. Dalam foto itu, keempatnya mengenakan pakaian adat.
“Ini foto ketika Ngarso Dalem berkunjung ke Gorontalo, sekitar tahun 2007, pada saat menjelang Pemilu tahun 2009,” terang Fadel.
“Waktu itu sedang ramai-ramainya calon presiden. Ngarso Dalem disebut-sebut dalam bursa capres dan cawapres,” sambungnya.
Sri Sultan menepis gurauan yang disampaikan Fadel tersebut. Keduanya pun berbicara empat mata selama kurang lebih satu setengah jam.
“Ah..bukan saya,” katanya.
(Wandi)