Gambar Kemiskinan Pendidikan di Garut

Gambar Kemiskinan Pendidikan di Garut

GARUT, LINews – Siswa sekolah menengah pertama (SMP) di kawasan selatan Kabupaten Garut, terpaksa harus menantang maut untuk pergi dan pulang sekolah. Mereka terpaksa menyeberangi Sungai Cirompang lantaran jembatan yang selama ini digunakannya terputus akibat banjir bandang pada pekan lalu.

Jembatan tersebut sampai saat ini belum juga diperbaiki, sehingga siswa di Kampung Wangun, Desa Gunamekar, Kecamatan Bungbulang, harus menantang maut setiap hari demi bisa belajar di sekolah.

Bentangan sungai yang mereka susuri lumayan lebar sekitar 100 meter. Arus Sungai Cirompang juga terbilang cukup deras. Tapi tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali menempuh cara itu agar sampai ke sekolah yang lokasinya di Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti.

Sebelum menyeberang, siswa terlebih dahulu harus membuka sepatu agar tidak basah. Mereka sangat berhati-hati ketika menyusuri sungai itu karena dengan kondisi air yang deras dan pijakan licin bisa membuat mereka terpeleset.

Menurut salah seorang siswa, Aditia, cara itu terpaksa dilakukannya agar dapat bersekolah, meskipun harus menantang maut menyeberangi sungai.

“Kalau menggunakan jalan lain jaraknya jauh. Bisa dua sampai tiga jam baru sampai ke sekolah,” kat Aditia, Selasa (14/2/2023).

Dia berharap, jembatan itu bisa kembali dibangun agar tidak lagi perlu bersusah payah ketika bersekolah. Sebab khawatir jika arus air tiba-tiba membesar, dia dan teman-temannya bisa terseret arus.

(Red/Yp)

Tinggalkan Balasan