Cirebon, LINews – Keraton Kanoman Cirebon menggelar Grebeg Syawal, Rabu (17/4/2024). Kegiatan itu, merupakan tradisi ziarah yang menjadi prosesi ritual Kesultanan Kanoman Cirebon sejak beberapa abad lalu di komplek makam Sunan Gunung Jati.
Sekretaris Kesultanan Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina menjelaskan, ritual di bulan Syawal ini disucikan dalam bentuk “pengakuan” terhadap silsilah para leluhur dan perhelatan (Kenduri/Selametan atas rasa syukur) yang berisi doa kepada para Raja-raja Cirebon khususnya Raja-raja Kesultanan Kanoman yang telah seda/Laya (wafat).
“Tahun 2024 ini, Kesultanan Kanoman Cirebon melaksanakan ritual Grebeg Syawal yang dipimpin oleh Sultan Kanoman XII, yang mulia Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin yang dalam hal ini diwakili oleh Gusti Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran selaku Patih Kesultanan Kanoman,” terangnya.
Ia menjelaskan, esensi prosesi ritual ini merupakan ziarah kubur atau nyekar ke makam Raja-raja Kesultanan Kanoman yang telah wafat dan disemayamkan di komplek Astana Gunung Sembung makam Sunan Gunung Jati.
“Ini juga sebagai ajang silaturahmi antara Sultan, keluarga dan masyarakat dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri atau kita kenal dengan Hari Raya Kupat setelah 6 hari berpuasa sunnah di bulan Syawal,” ucapnya.
Prosesi ini diawali dengan “grebeg”, yaitu berkumpulnya keluarga sultan di Pendopo Jinem Keraton Kanoman.
Dari pantauan LINews, pada pukul 06.30 WIB Gusti Patih dan keluarga berangkat dari Pendopo Jinem Keraton Kanoman dan diperkirakan sampai di Astana Gunung Sembung sekitar pukul 07.00 WIB.
Sesampainya di Astana Gunung Sembung, Gusti Patih dan keluarga memasuki Kori (pintu) Gapura, yakni pintu pertama yang ada di dekat alun-alun dan Kori (pintu) Krapyak.
Kemudian memasuki pintu tujuh (Lawang Pitu) Giri Nur Saptarengga, ketujuh pintu itu antara lain pintu Pasujudan, yakni pintu yang biasa para peziarah umum berdoa dan bertawasul, kemudian memasuki pintu Ratna
Komala, pintu Jinem, pintu Rararoga, pintu Kaca, pintu Bacem.
Kemudian ke pintu yang ke 9, yakni pintu Teratai, menuju ruangan dalam pesarean Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang berada di puncak bukit Gunung Sembung (Giri Nur Saptarengga).
“Diruangan dalam pesarean, Gusti Patih bersama keluarga memulai prosesi Ngarwah yaitu membacakan tahlil, dzikir serta berdoa di makam-makam leluhur Cirebon yang ada di dalam Gedung Jinem, makam panembahan Ratu I, dan makam Sultan-sultan Cirebon,” ungkapnya.
Usai memanjatkan doa, rombongan keluarga Kesultanan Kanoman melanjutkan kumpul bersama di Pesanggrahan Astana Gunung Sembung yang berada di komplek makam Sunan Gunung Jati.
Pada momen ini ratusan masyarakat berkumpul menunggu tradisi curak atau menyawerkan uang koin yang dilakukan oleh keluarga Kesultanan Kanoman.
Daroah yang merupakan salah satu warga yang beruntung mendapatkan uang koin mengungkapkan, setiap tahun selalu mengikuti tradisi Grebeg Syawal.
Ia mengaku selama bertahun-tahun hadir dalam tradisi ini baru kali ini bisa mendapatkan uang koin yang dibagikan oleh keluarga Keraton Kanoman.
“Tadi berebut sih, alhamdulillah dapet rezeki dari Allah ngambil barokahnya aja. Baru kali ini aku dapet,” ujarnya.
Ia menjelaskan uang koin yang didapatkannya akan dijadikan modal dan berharap akan membawa keberkahan untuk usahanya.
“Sehari-hari aku dagang, jadi uang ini buat modal mudah-mudahan berkah,” pungkasnya.
(Choky)