Gubernur NTT Ngamuk gegara Luas Lahan TTS

Gubernur NTT Ngamuk gegara Luas Lahan TTS

Kupang, LINews – Viral di media sosial Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat memarahi Bupati dan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) karena masalah luas lahan pangan.

Seperti terekam di video, lewat telepon Gubernur Victor berkata dengan nada tinggi kepada Bupati TTS Egusem Pieter Tahun. Gara-garanya dia mendapat data luas lahan pertanian yang berbeda antara Bupati dengan Kadis Pertanian.

“Kalau gitu kau panggil kadis kau tampar saja,” ujar Victor saat berbicara dengan bupati di telepon.

Pemprov NTT menjelaskan alasan gubernur memarahi bupati TTS dan Kadis Pertanian.

“Kejadian tersebut merupakan reaksi atau respon atas informasi yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian kabupaten TTS terkait luasan lahan yang akan diintervensi seluas 200 ha oleh pemerintah kabupaten TTS tahun 2023 dalam rangka mengantisipasi ketersediaan pangan di tahun 2023 di NTT,” jelas Kepala Biro Administrasi Pimpinan yang juga Juru Bicara Pemprov NTT, Prisila Q. Parera, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/11/2022) sore.

Ia menjelaskan, setelah mendapat laporan dari Kadis Pertanian, selanjutnya Gubernur meminta menghubungi Bupati TTS, untuk mengonfirmasi data yang disampaikan oleh Kadis Pertanian kabupaten TTS tersebut.

“Ternyata data yg disampaikan (oleh bupati TTS) adalah 2.000 ha. Nah ini informasi yang berbeda (Kadis Pertanian sebut 200 ha),” kata Prisila.

Gubernur kemudian meminta anggaran ditambah untuk mengintervensi lahan untuk tanam tahun 2023 seluas 5.000 ha.

“Selanjutnya dikolaborasikan dengan intervensi dari Pemprov, Bank NTT dan Pemerintah Pusat sehingga setelah ditanam, hasilnya dapat memenuhi ketersediaan pangan di kabupaten TTS, dapat juga mengatasi kemiskinan di kabupaten tersebut,” jelasnya.

Ia menyebutkan, TTS merupakan kabupaten yang memiliki wilayah administrasi terbesar di pulau Timor dan NTT, yaitu 32 kecamatan.

“Untuk itu, tidak bisa dengan pendekatan pembangunan yang biasa- biasa saja, mesti dengan pendekatan kolaborasi dari hulu hingga hilir,” pungkas Prisila.

(Titus)