Cianjur, LINews – Seorang guru di SMAN 2 Kabupaten Cianjur diduga melakukan kekerasan terhadap muridnya di tengah kegiatan belajar. Tindakan kekerasan direkam oleh salah seorang teman korban itupun viral di media sosial.
Berdasarkan video berdurasi 17 detik yang tersebar di media sosial, tampak siswa laki-laki berseragam batik abu-abu itu berdiri di depan kelas sedang dimarahi oleh guru wanita. Murid itupun meminta maaf dan berusaha menjelaskan kepada sang guru terkait kesalahan yang memicu dirinya dipanggil ke depan kelas oleh sang guru.
Namun guru tersebut tetap memarahinya, bahkan korban dipukul di bagian wajah seraya didorong ke sudut depan kelasnya.
MA, orangtua siswa, mengatakan siswa yang menjadi korban kekerasan dalam video yang viral itu merupakan anaknya yang bersekolah di SMAN 2 Cianjur.
“Awalnya dia (korban) tidak cerita. Tapi setelah ditanya akhirnya menceritakan kejadian tersebut,” ucap MA saat dikonfirmasi melalui pesan Instagram, Jumat (6/9/2024).
Menurut dia, kejadian tersebut diduga bermula ketika korban senyum pada temannya yang melewati depan kelasnya. Namun sang guru menganggap senyuman tersebut ditujukan padanya saat jam pelajaran berjalan.
“Anggapan gurunya seakan-akan (senyum) ke dia, terus gurunya marah dan melakukan kekerasan,” kata dia.
Dia mengaku akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, sebab korban mengalami memar pasca kejadian tindak kekerasan oleh guru tersebut.
“Besok akan lakukan visum karena ada memar di muka dan sudah sempat ibawa ke UKS sekolah untuk dikompres. Saya masih menunggu suami pulang dulu, besok beliau yang menghadap sekolah. Untuk kronologisnya akan kami tuangkan ke dalam BAP (kepolisian),” jelas MA.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Cianjur Haruman, mengatakan pihaknya masih belum menerima kronologi lengkap dari kejadian tersebut.
“Kejadiannya kemarin (5/9/2024). Tapi untuk lengkapnya masih kali telurusi. Untuk sementara diduga pemicunya kesalahpahaman. Siswa yang tersenyum pada temannya dianggap oleh guru berinisial G itu tersenyum atau menertawakan kepada dia,” ucap dia.
Dia mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Bahkan rencananya hari ini (6/9), pihak sekolah akan mengumpulkan pihak orangtua dan sang guru yang diduga melakukan tindak kekerasan tersebut.
“Hari ini rencana mediasi. Sekarang saya juga sedang kumpul dan rapat dulu dengan staf sekolah,” katanya.
(Riki)