Hikmat Berpuasa, Keterkaitan Politik dan Agama, Cerminan Pemimpin

Hikmat Berpuasa, Keterkaitan Politik dan Agama, Cerminan Pemimpin

Prof. Dr. K.H. Al-Habib Muhammad Quraish Shihab, Lc., M.A

Al-Habib Muhammad Quraish Shihab biasa dipanggil Ustad Quraish Shihab, lahir di Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, pada 6 Februari 1944 dari pasangan Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisyi.

Selama ini Quraish lebih dikenal sebagai ulama dan pendakwah, selain itu ia juga dikenal sebagai cendekiawan ilmu Al Quran dan sebagai ahli tafsir Quran.

Quraish menikah dengan Fatmawati Assegaf dan dari pernikahannya tersebut ia dikarunia lima orang anak salah satunya adalah Jurnalis Senior Indonesia Najwa Shihab.

Ayahnya, Abdurrahman Shihab adalah seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir. Abdurrahman Shihab dipandang sebagai salah seorang ulama, pengusaha, dan politikus yang memiliki reputasi baik di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan.

Sebagai putra dari seorang guru besar, Quraish Shihab mendapatkan motivasi awal dan benih kecintaan terhadap bidang studi tafsir dari ayahnya yang sering mengajak anak-anaknya duduk bersama setelah magrib.

Pada saat-saat seperti inilah sang ayah menyampaikan nasihatnya yang kebanyakan berupa ayat-ayat Al-Qur`an. Quraish kecil telah menjalani pergumulan dan kecintaan terhadap al-Qur`an sejak umur 6-7 tahun.

Sebelum itu, Quraish merupakan Menteri Agama tahun 1998 pada Kabinet Pembangunan VII, selain itu ia juga aktif sebagai akademisi dan pernah menjadi Rektor di di IAIN Jakarta pada tahun 1992 hingga 1998.

Ia Pun menyatakan bila ia memang punya kedekatan dengan Presiden ke-2 Indonesia Soeharto, bahkan ia beberapa kali pernah diskusi soal keagamaan dengan Soeharto.

Bahkan Quraish Pun pernah dapat tudingan bahwa ia merupakan antek-antek dari Soeharto. Meski begitu ia tidak peduli karena menurutnya tidak etis dalam sisi agama bila memutus hubungan.

“Dulu, saya sering datang dan bicara tentang keagamaan kepada Pak Harto dan keluarganya. Saya tidak peduli orang akan mencap saya Soehartois,” kata Quraish Shihab melalui keteranganya kepada Law-Investigasi.

Ia juga menyebut bila ia mungkin menjadi salah seorang yang masih tetap setia mendampingi Pak Harto hingga dalam posisi sulit sekali pun. Bahkan hubungannya dengan Pak Harto makin dekat.

Seperti diketahui, Soeharto benar-benar menjadi pesakitan setelah meletakkan jabatan Presiden. Hujatan untuk menyeretnya ke pengadilan makin menggema.

Quraish mengaku bila dirinya tak berharap keuntungan materi dari kedekatannya dengan keluarga Cendana. Ia yakin semua orang tahu keluarga ini mendapat anugerah Ilahi, berkecukupan materi.

“Saya ingin mereka menjadikan materi yang berlimpah itu diarahkan sesuai dengan tuntunan agama. Kalau mereka keliru menerapkan ajaran agama, saya katakan keliru. Kalau benar, saya benarkan. Saya tak mendapatkan keuntungan materi sedikit pun,” imbuhnya.

(Vhe)

Tinggalkan Balasan