Kadin Pertanyakan Realisasi Perpres Ratusan Triliun ke Jabar

Kadin Pertanyakan Realisasi Perpres Ratusan Triliun ke Jabar

BANDUNG, LINews – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat mempertanyakan realisasi perpres alokasi dana pemerintah ke Provinsi Jawa Barat yang nilainya sekitar Rp400 triliun. Sampai saat ini, realisasi dana tersebut belum bisa dirasakan oleh pengusaha.

“Ada perpres yang menyebut ada dana sekitar Rp400 triliun masuk ke Jabar tapi coba cek realisasinya,” kata Ketua Kadin Jabar Cucu Sutara pada Diskusi Refleksi Akhir Tahun 2022 di Graha Kadin Jabar, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, (28/12/2022).

Tak hanya itu, dana transfer hingga Rp66 triliun, bantuan UMKM, dan lainnya banyak mengalir ke Jawa Barat. Namun dampaknya kurang dirasakan masyarakat. Mestinya, kata dia, ada indikator yang jelas untuk mengukur keberhasilan program tersebut.

Dia pun menyoroti masih minimnya kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha. Kadin misalnya, jarang dilibatkan dalam perumusan pengambilan keputusan kebijakan investasi atau ekonomi.

“Padahal sesuai aturan, ketika ada investasi masuk, harus melibatkan pengusaha lokal. Nah mestinya ada sinergi dan kolaborasi, sesuai amanat undang-undang. Enggak bisa jalan sendiri sendiri. Tapi ini perlu komitmen pemerintah, mereka yang punya anggaran dan kebijakan,” kata dia.

Minimnya sinergitas ini, juga dibuktikan dengan minimnya komitmen akan penggunaan produk lokal. Pemerintah yang katanya menggiatkan TKDN, tapi buktinya ketika ikut lelang pengusaha lokal selalu kalah.

“Ketika ada produk impor, produk kita kalah terus. Padahal produknya gak kalah jauh,” tutur dia.

Kadin Jabar, setidaknya memiliki 12 catatan ekonomi Jawa Barat sepanjang tahun 2022. Di antaranya terkait realisasi pembangunan infrastruktur Jabar utara dan selatan seperti kawasan Rebana. Kemudian, anekdot Jabar tujuan investasi tinggi, tapi pengangguran dan kemiskinan ekstrem ada di Jabar. Artinya investasi tidak menetes.

Catatan lainnya yaitu soal masih adanya praktik di luar prosedur yang menyebabkan proses lelang di LPSE tak sepenuhnya online.

Sementara itu, pada diskusi tersebut hadir pengamat ekonomi Burhanudin Abdullah. Dia menyebutkan, ekonomi Indonesia dalam keadaan tidak baik-baik saja. Namun sayangnya, ekonomi Indonesia seolah biasa saja. Mestinya, Indonesia memiliki konsep jelas atas ekonomi ke depan.

(Wawan/Kontributor)