Kasus Perceraian di Indramayu Meningkat, Ini Penyebabnya!

Kasus Perceraian di Indramayu Meningkat, Ini Penyebabnya!

INDRAMAYU, LINews – Ribuan suami di Kabupaten Indramayu menggugat cerai istri pada 2022. Pengadilan Agama (PA) Indramayu mencatat alasan suami menjatuhkan talak karena banyak istri yang bekerja di luar negeri.

Sepanjang 2022, PA Indramayu mencatat sebanyak 2.102 perkara cerai talak dari total 7.771 perkara yang diputuskan oleh hakim.

“Cerai talak merupakan perkara perceraian yang diajukan oleh suami kepada istri,” kata Humas PA Indramayu Dindin Syarief Nurwahyudin, Jumat (20/1/2023).

Dindin Syarief Nurwahyudin menyatakan, satu dari beberapa faktor penyebab tingginya angka cerai talak tersebut adalah suami ditinggal istri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau tenaga kerja wanita (TKW).

“Tingginya minat warga Indramayu bekerja ke luar negeri ini sangat berpengaruh kepada hubungan rumah tangga mereka. Tentu ini memang ada hubungannya dengan faktor biologis,” ujar Dindin Syarief Nurwahyudin.

Desakan ekonomi, tutur Humas PA Indramayu, banyak istri memutuskan menjadi TKW. Saat sudah di luar negeri, mereka bekerja dalam jangka waktu lama atau bertahun-tahun.

“Tidak sedikit istri yang tidak ingin pulang karena merasa kebutuhan ekonominya terpenuhi saat bekerja di luar negeri,” tutur Humas PA Indramayu.

Di sisi lain, kata Dindin Syarief Nurwahyudin, suami yang ditinggal di kampung halaman membutuhkan istrinya. Selain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, juga biologis.

“Sedangkan karena ke luar negeri suami ini ditinggal dalan jangka waktu lama selama bertahun-tahun sehingga memutuskan untuk meninggalkan (cerai),” ucap Dindin Syarief Nurwahyudin.

Persoalan tersebut, ujar Humas PA Indramayu, kembali ke tingkat ekonomi Kabupaten Indramayu yang rendah. Kondisi itu memaksa istri memilih jalan pintas dengan bekerja di luar negeri.

“Selain itu karena istri bekerja di luar negeri, faktor lain yang menyebabkan suami mengajukan cerai adalah faktor ekonomi yang rendah membuat istri selalu mengeluh,” ujar Humas PA Indramayu.

Kondisi tersebut, tutur Dindin Syarief Nurwahyudin, ironis. Sebab, Kabupaten Indramayu merupakan lumbung padi nasional yang memproduksi padi terbesar di Indonesia. Akan tetapi, tingkat ekonomi di Indramayu masih rendah dan berpengaruh pada keutuhan rumah tangga.

Didin berharap, kondisi ini bisa dijadikan bahan evaluasi dari semua pihak agar angka perceraian yang tinggi di Indramayu bisa ditekan.

“Memang secara umum untuk di Indramayu didominasi oleh faktor ekonomi,” ucap dia.

(Sanita)