Kecewa Pelayanan UPTD Puskesmas Parigi Warga Desa Bojong Curhat di Medsos

Pangandaran, LINews – Akibat kecewa pelayanan UPTD Puskesmas Parigi salahsatu warga Parigi Ngeluh pada Bupati Pangandaran lewat akun facebook (fb) pribadibmilik Maman Badrujaman, pada hari Sabtu tanggal 28 Mei kemarin.

Saking kesalnya dengan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Parigi yang di duga lamban dalam memberikan hasil tes laboratorium sampai sekarang, menurutnya dianggap kurang profesional dalam pelayanan.

Ketikan di komfirmasi lewat WhashApp pribadi Maman Badrujaman warga Desa Bojong mengatakan dalam bahasa sunda. Kang bilih hoyong terang kronologi kejadian. Saminggu memeh puasa putri abdi batuk berdarah. Di candak ka puskesmas di cek darah negatif. Dokter bilang sakit lambung berobat jalan dugi ka ayeuna tapi kondisi badan menurun, berat badan berkurang.

Di cek Dahak hoyong terang panyawat bilih penyakit menular nunggu hasil Hampir 2 minggu teu aya bae.bade berobat ke jalur umum teu gaduh artos  Ningal kondisi anak anu beki parah abdi bingung Luapan emosi ngadamel status kitu. Atanapi abdi lepat kang?

Luapan kemarahan dan kekecewaan pelayanan UPTD Puskesmas Parigi yang di lakukan Maman Badrujaman, warga Desa Bojong Firal di Medsos (fb) ini setatus yang di buat Maman Badrujaman, di tujukan kepada Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata untuk segera menindaklanjutnya.

Kepala Puskesmas Parigi Oyat Hidayat menyampaikan permohonan maaf kepada pasien juga keluarganya atas keterlambatan hasil tes dahak tersebut, meskipun memang keterlambatan hasil tes dahak itu bukan di puskesmas, jelasnya.

Oyat juga membeberkan mekanisme cek dahak, yang mana cek dahak tersebut melalui aplikasi yang dimakan aplikasi sitras.

Masih kata Oyat, itukan kejadian pengambilan sampel dahak pada tanggal 17 Mei 2022, sementara untuk pemeriksaan dahak itu harus melalui aplikasi sitras, jadi kalau tidak melalui aplikasi sitras tidak bisa di terima si dahaknya, jelasnya.

“Di contohkan Oyat, misalkan dahak tersebut di ambil oleh puskesmas, lalu kita order ke kantor Pos, nanti pihak kantor Pos itu mengambil dahak tersebut ke Puskesmas, tetapi kita biasanya dalam pengajuannya setelah dahak tersebut lebih dari satu, karena itu ada semacam bakinya, paparnya.

“Jadi kalau misalkan satu dahak langsung diambil sama kantor Pos, nantinya penghamburan media tempat dahak itu sendiri.

“Pada tanggal 25 Mei kita juga kirim What’s App ke kantor pos, dan pada tanggal itu juga pihak kantor Pos mengambil dahak tersebut ke Puskesmas.

“Sejak awal puskesmas sudah melakukan upaya ke kantor pos, namun ketika petugas dari Puskesmas mendatangi kantor pos, kantor pos itu sendiri tutup, nggak tahunya pindah tempat, jelasnya lagi. Jadi memang pemeriksaan dahak itu tidak bisa kita langsung mengantarkannya ke labkesda, namun tetap harus melalui aplikasi sitras, itu lah kendalanya sehingga terjadi keterlambatan, pungkasnya. (Budi)