Manggarai, LINews – Pembentukan Kementerian Agama Republik Indonesia, diumumkan Presiden Soekarno pada tanggal 3 Januari 1946. Hari Lahir Kementerian Agama Republik Indonesia ini, lazim di sebut Hari Amal Bakti Kementerian Agama Republik Indonesia, yang di peringati setiap tahun.
Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-77, pada tanggal 3 Januari 2023, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Nikolaus Nama Payon,S.Ag., pertama kali menggagas kegiatan ini untuk lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur, yang dilaksanakan pada Kamis(20/10) di Halaman Parkir Gereja Katedral Ruteng, Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai.
Kegiatan ini diawali penyambutan secara adat Kepala Kantor Kemenag Manggarai Timur dan Manggarai Barat beserta rombongan di gerbang utama Gereja Katedral Ruteng. Selanjutnya rombongan tersebut di arak menuju panggung utama, diiringi tarian oleh sanggar tari MAN 2 Manggarai.
Hal yang sama juga dilakukan saat Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A., bersama Uskup Ruteng yang diwakili Romo Vikjen, Alfons Segar, dan Pimpinan OPD, serta Unsur Forkopimda Tiba di lokasi kegiatan.
Pada moment pembukaan HAB bersama perdana ini, Kepala Kantor Kemenag Manggarai, Nikolaus Nama Payon, S. Ag, menjelaskan ada dua hal yang ingin di bangun oleh Kemenag Manggarai Raya, yakni semangat Moderasi dan Toleransi Beragama.
“Untuk membangun dua semangat ini, mari kita bersinergi dan satukan kekuatan untuk memberikan pelayanan yang sama kepada setiap masyarakat atau umat beragama,” ajak mantan kakankemenag Kabupaten Ende ini.
“Kata Raitimba (Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat) menjadi ikon penting pada acara pembukaan bersama Hari Amal Bhakti (HAB) ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) tahun 2023 ini.
Kegiatan perdana yang diinisiatifinya ini, menjelaskan : “Makna kata “Raitimba” (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat) yang berasal dari dua kata yaitu Rai dan Timba. Rai adalah Bahasa Manggarai yang artinya berlari dan Timba mengandung dua makna ganda. Timba sebagai kata benda adalah sebuah alat atau sarana untuk mengambil sesuatu benda, seperti menggayung air. Sementara Timba dalam kata kerja mengandung arti sebagai sebuah pekerjaan untuk mengambil sesuatu.
Karena itu, di depan para undangan, mengajak berkolaborasi menyatukan kekuatan untuk sama-sama berlari melayani serta mengeluarkan masyarakat dari situasi sulit.
“Mari kita berkolaborasi, menyatukan kekuatan untuk sama-sama berlari untuk memanfaatkan seluruh potensi di tengah masyarakat yang ada, lalu kemudian dalam suasana kerjasama menjadikan sebuah kekuatan untuk mengeluarkan masyarakat dari situasi sulit. Ini juga berkaitan erat dengan tema Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-77, pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, bahwa Kementerian Agama mempuyai kontribusi besar untuk memajukan daerah Manggarai Raya dan melestarikan adat budaya Manggarai dengan menampilkan berbagai busana adat, berbagai tarian khas Manggarai yang diwariskan oleh para leluhur, serta mempromosikan makanan yang bernuansa lokal.
“Ini juga menyukseskan program nasional untuk mencintai pangan lokal,” tegas Kakan Nikolaus.
Di akhir sambutannya, Nikolaus juga mengajak dua Kepala Kantor Kemenag untuk mewajibkan Mars Kementerian Agama dinyanyikan pada setiap kesempatan upacara maupun pada pertemuan formal.
Dalam sambutan Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A., mengatakan : “Semangat Moderasi dan Toleransi Beragama, menunjukkan kesadaran bersama bahwa secara adat dan budaya, Manggarai masih satu sekalipun secara administratif sudah dibagi.
“Tahun ini Kabupaten Manggarai telah meluncurkan slogan “Manggarai Land of Harmony” yang baginya mengandung semangat keselarasan dan toleransi, antara golongan masyarakat, antar agama, dan antar manusia dengan alam. Hal ini tentunya, sepadan dengan semangat yang ingin dibangun Kemenag Manggarai Raya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Bupati Herry juga menyinggung terkait isu perlindungan anak di Wilayah Kabupaten Manggarai. Ia berharap untuk menjaga anak-anak agar aman dari kekerasan, penelantaran dan eksploitasi. Ia meminta kepada segenap hadirin terutama kepada guru dan tenaga kependidikan untuk dapat membina, membimbing, mendidik, dan melindungi jiwa dan raga anak-anak Manggarai.
Dikatakannya, dalam beberapa tahun terakhir banyak masalah kemanusiaan khususnya terkait pelecehan terhadap anak perempuan yang bahkan dilakukan oleh orang terdekatnya. Dirinya meminta para kepada semua yang ada untuk mengambil bagian melindungi anak-anak yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan.
“Saya merupakan orang yang tidak pernah setuju dengan upaya-upaya damai dalam kasus pelecehan terhadap anak. Trauma yang anak bawa tidak akan pernah hilang sampai seumur hidupnya, “tegasnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bupati Hery membuka secara resmi kegiatan Hari Amal Bakti ke-77 Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2023 tingkat Manggarai Raya yang ditandai pelepasan balon dan burung merpati.
Hadir pada kesempatan tersebut, Uskup Ruteng yang diwakili, Romo Vikjen, Unsur Forkopimda Kabupaten Manggarai, Staf Ahli Bupati, Pimpinan Perangkat Daerah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur serta Kabupaten Manggarai Barat bersama jajarannya, Ketua DWP Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Ketua DWP Kemenag Manggarai Raya, Pastor Paroki Katedral Ruteng, Pimpinan BUMN dan BUMD Kabupaten Manggarai, para guru Agama, serta siswa-siswi Madrasah dan juga SMAK St. Stefanus Ketang.(Titus)