Kick Off I-SIM For Cities 2024, Bupati Tapsel jadi Pembicara

Kick Off I-SIM For Cities 2024, Bupati Tapsel jadi Pembicara

Tapsel, LINews – Bupati Kabupaten Tapanuli Selatan (Kab Tapsel) Dolly Putra Parlindungan Pasaribu S.Pt, MM menjadi pembicara di depan Walikota se-Indonesia pada Kick Off Integrated Sustainable Indonesia Movement (I-SIM) for Cities 2024 melalui Zoom Meeting, pada Senin (24/6/2024) mendatang.

Dimana tahun lalu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Selatan keluar sebagai juara terbaik 1 dalam ajang Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) SDG’s (Sustainable Development Goal’s) For Regencies 2023.

Lebih lanjut Dolly Pasaribu mengatakan bahwa atas keberhasilan Kab Tapsel pada 17 progran tujuan pembangunan berkelanjutan, juga diminta melakukan berbagi kegiatan sukses tentang tata cara merangkul masyarakat dan pemangku kepentingan dalam membangun suatu wilayah.

“I-SIM SDG’s ini sendiri mengambil filosofi No One Left Behind yang diartikan agar semua pihak berperan penting untuk pembangunan berkelanjutan,” kata Dolly.

Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, berkolaborasi dengan PT Surveyor Indonesia, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) untuk menggerakkan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten se-Indonesia.

“Alhamdulillah, proses awal dari 416 Kabupaten se-Indonesia cuma 103 Kabupaten yang lolos seleksi. Kami lolos Top 10 dan masuk Top 3 Program I-SIM For Regencies,” ujar Bupati.

Pada acara itu kami membawa Hataboshi dan FOKSBI sebagai kearifan lokal yang sudah berjalan 120 tahun mulai dari nenek moyang kita tentang bagaimana cara mengalirkan air agar memanfaatkan bagi lahan persawahan,” ungkap Dolly.

Kelestarian kearifan lokal Hatabosi sendiri merupakan bentuk dalam mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan, ketersediaan sumber energi baru untuk dapat di barukan lagi sekaligus rumah dari berbagai keanekaragaman hayati,” lanjut Dolly.

Salah satunya adalah Orang Hutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) dan merupakan spesies endemik indonesia.

“Sedang Kelapa Sawit berkelanjutan dalam bentuk 3R yaitu rewetting, revegetation dan revitalization agar menjaga lahan Sawit di lahan gambut rawan terbakar, produktivitas rendah dapat “merubah” menjadi lahan Sawit dengan menjaga ketinggian air untuk mengurangi emisi karbon dalam meningkatkan produksi sawit dan early warning system,” jelasnya.

Sehingga program kearifan lokal Hatabosi dan Sawit berkelanjutan sehingga membawa Pemkab Tapsel berhasil meraih juara terbaik 1 (satu) I-SIM For Regencies 2023 dengan disusul Kabupaten Bandung sebagai juara terbaik 2 (dua) dan Kabupaten Temanggung sebagai juara terbaik 3 (tiga),” terang Dolly.

(Hotmatua)

Tinggalkan Balasan