Bandung, LINews – Suasana gembira di momen hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah dirasakan umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia. Tapi tidak bagi Emak Esih (85), warga Kota Bandung yang hidup sebatang kara selama puluhan tahun dan tinggal di sebuah gubuk reyot dekat makam.
Emak Esih tinggal Jalan Baturengat, RT 01/02, Kelurahan Cigondewah Kaler, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. Hidup Emak Esih sungguh miris. Wanita lanjut usia ini, tinggal sendirian selama puluhan tahun di gubuk yang sangat tidak layak huni. Di belakang gubuknya, terdapat makam.
Dinding gubuk yang ditinggali Emak Esih terbuat dari anyaman bambu. Beberapa bagian bilik bambu itu ditambal plastik karena rusak termakan usia. Tidak hanya itu, atap gubuk itu sebagian ambruk bahkan terbuka. Jika hujan deras mengguyur Kota Bandung, air dari luar masuk dan membanjiri gubuk Mak Esih.
Suasana lembap tanpa penerangan menambah gambaran hidup Emak Esih yang memprihatinkan. Di gubuk itu, Emak Esih juga tidak memiliki kamar mandi. Untuk buang air,d ia terpaksa harus berjalan cukup jauh menuju toilet umum di dekat masjid.
Meski memiliki sedikit masalah dengan pendengaran dan penglihatan karena telah lanjut usia, Emak Esih masih bisa mengingat, dulu dia pernah bekerja, menikah, dan memiliki tiga anak dari dua suami. Namun semua anak Mak Esih telah meninggal dunia. Sedangkan Mak Esih telah bercerai dengan dua suaminya.
Hingga, kehidupan Mak Esih berakhir memprihatinkan seperti ini. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-sehari, terkadang dia hanya mengandalkan bantuan dari tetangga sekitar.
“Saya tinggal di sini sendiri pak, tidak ada siapa-siapa,” kata Mak Esih lirih, Rabu (4/5/2022).
Rahmat, warga Cigondewah Kaler peduli dengan kondisi Emak Esih. Pria yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah pertama (SMP) ini berjuang semampunya untuk membantu Mak Esih. Salah satu upaya Rahmat adalah mengajukan bantuan perbaikan rumah Mak Esih kepada Pemkot Bandung dan Pemprov Jabar.
Sementara itu terkait program bantuan dari pemerintah, Rahmat mengaku tidak tahu apakah Emak esih mendapatkannya atau tidak.
“Namun sejak diajukan (permohonan bantuan perbaikan rumah Emak Esih) pada 2019 sampai saat ini belum membuahkan hasil. Kami prihatin, Kota Bandung yang dikatakan metropolitan, ada warga yang hidup seperti ini,” kata Rahmat. (Ade)