Sumedang, LINews – Sebanyak 50 kabupaten/kota se-Indonesia dipilih oleh pemerintah sebagai pilot replikasi aplikasi Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (Simpati) milik Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang.
Hal itu terungkap saat Bupati Sumedang H. Dony Ahmad Munir mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Eselon I yang digelar secara virtual bersama para Dirjen dan Deputi di delapan Kementerian, Rabu (11/1/2023).
Dirjen Kesmas diwakili oleh Direktur Gizi dan KIA sebagai Ketua Tim Kerja Penurunan Stunting Yuni Zahraini menyampaikan, 50 kabupaten/kota tersebut terdiri dari 32 Kabupaten dan 18 kota dari 12 provinsi prioritas yakni Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, NTT, NTB, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sulawesi Tenggara.
“Mengikuti arahan Presiden kepada Menteri Kesehatan, aplikasi Simpati ini akan di-‘scale up’ ke 50 kabupaten kota yang sudah siap SPBE-nya serta dilihat dari pertimbangan data stunting-nya,”ujarnya.
Dikatakan Yuni, aplikasi Simpati yang ada di Sumedang oleh tim Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan sudah dibahas agar fitur-fiturnya dikembangkan lagi.
“Dashboard aplikasi Simpati sangat fokus stunting dan interaktif. Tapi ada potensi improvement aplikasi ini dengan scale up dasboard simpati dalam ASIK dengan data injeksi ePPGM dan pengembangan fitur Simpati,” katanya.
Sementara itu, Bupati Dony Ahmad Munir pada kesempatan tersebut mengaku bersyukur bisa menerima banyak masukan terkait aplikasi Simpati dari pemerintah pusat terurama dari Bappenas dan Kemenkes RI.
Menurutnya, berbagai masukan tersebut sangat penting untuk penyempurnaan aplikasi Simpati sehingga bisa ‘replicable’ untuk kabupaten kota yang telah ditetapkan.
“Alhamdulillah, dari para deputi dan Dirjen tadi mengapresiasi apa yang diikhtiarkan oleh Sumedang kaitan aplikasi Simpati dan berbagai hal lainnya,” pungkasnya.
(Ade MS)