Badung, LINews – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim transisi energi mampu menghemat anggaran subsidi. Besaran anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk subsidi energi yang dapat dihemat mencapai Rp 90 triliun.
“Untuk kepentingan kita semua dan akhirnya juga akan menghemat subsidi. Kalau dilakukan bertahap, dalam setahun, saya kira kita bisa menghemat Rp 45 triliun sampai Rp 90 triliun. Angka yang sangat besar,” kata Luhut seusai diskusi dalam forum HLF MSP di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (3/9/2024).
Luhut mengatakan upaya transisi energi dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, menggunakan bahan bakar mesin (BBM) rendah sulfur. Kemudian, menutup operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Cilegon, Banten.
Luhut menganggap PLTU Suralaya sudah menghasilkan banyak polusi udara. Tidak lupa, Luhut mendorong penggunaan mobil dan motor listrik lebih masif. Selain menghemat APBN, penggunaan BBM rendah sulfur hingga kendaraan listrik dapat mengurangi anggaran untuk subsidi BPJS.
“Kalau kita biarkan terus, air pollution akan makin parah dan menimbulkan penyakit. Dari hitungan yang kami dapat, pemerintah hampir mengeluarkan hampir Rp 38 triliun, dari BPJS dan pengobatan pribadi,” kata Luhut.
Purnawirawan TNI itu juga berbicara soal opsi penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk menghindari kebocoran konsumsi BBM subsidi. Luhut mengungkapkan pemerintah sudah mengantongi data pemilik kendaraan yang layak atau tidak membeli BBM subsidi.
“Jadi saya tegaskan lagi, tidak ada kenaikan (harga) BBM. Yang ada adalah orang yang tidak berhak mendapat itu, ya jangan dikasih subsidi. Semua datanya ada,” tegas Luhut.
(Ady)