Tasikmalaya, LINews – Aksi demonstrasi ke kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya kembali terjadi, Sabtu (30/11/2024). Kali ini aktivis dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menggeruduk kantor pengawas Pemilu yang berada di Jalan Letnan Harun Kota Tasikmalaya.
Seperti aksi massa sebelumnya, aktivis mahasiswa ini menyuarakan soal dugaan terjadinya pelanggaran pada pelaksanaan Pilwalkot Kota Tasikmalaya. Salah satu yang jadi sorotan adalah pelanggaran berupa politik uang.
Massa aksi melakukan orasi menyampaikan aspirasinya di halaman kantor Bawaslu. Mereka meminta semua komisioner Bawaslu Kota Tasikmalaya untuk dihadirkan agar duduk bersama, berdiskusi.
Aktivis sempat berusaha merangsek masuk ke kantor Bawaslu, namun diadang oleh aparat kepolisian yang melakukan penjagaan. Sehingga terjadi aksi dorong, beberapa kali terjadi kericuhan di depan gerbang masuk.
Beruntung kedua belah pihak bisa menahan diri, para komisioner Bawaslu pun mau untuk keluar kantor untuk menemui demonstran. Mereka kemudian menggelar diskusi, aktivis mempertanyakan beberapa kasus yang sudah mereka laporkan sebelumnya. Kemudian mereka juga melaporkan adanya temuan-temuan baru.
“Ada temuan baru yang kita laporkan termasuk kita juga mendapat data yang mengindikasikan bahwa salah satu paslon melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif,” kata Adriana, Ketua PMII Kota Tasikmalaya.
Dia menyebut PMII telah membuat satgas anti money politic, sehingga pihaknya memiliki banyak temuan. “Banyak dari kader-kader PMII dan anggota keluarganya, saudaranya itu di kasih barang seperti minyak goreng, uang Rp 100 ribu, Rp 150 ribu dan bahkan Rp 25 ribu juga ada,” kata Adriana.
Dia juga mengaku prihatin dengan perilaku partai politik dan paslon yang justru mencederai proses demokrasi. “Fungsi partai itu adalah sebagai pendidikan politik kepada masyarakat, tapi ternyata hari ini, di Pilkada Kota Tasikmalaya, partai malah menjadi pembodohan masyarakat. Dengan cara menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya,” kata Adriana.
Usai hari pemungutan suara Pilkada, Bawaslu Kota Tasikmalaya setidaknya sudah 3 kali menjadi sasaran aksi massa yang menyuarakan terjadinya money politic di Pilkada Kota Tasikmalaya.
(Rahmat)