Mirip Kandang Ayam, 127 Siswa SDN Sinagar Tasikmalaya

Mirip Kandang Ayam, 127 Siswa SDN Sinagar Tasikmalaya

Tasikmalaya, LINews – Sebanyak 127 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sinagar, Kampung Bungursari, Desa Sindangasih, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa harus belajar di saung bambu mirip kandang ayam. Sekolah tersebut ambruk sejak tahun 2019 lalu sehingga para siswanya belajar di tempat darurat seperti itu.

Awalnya hanya 2 lokal yang ambruk, namun karena tidak ada anggaran untuk perbaikan, akhirnya kerusakan semakin banyak yang mangakibatkan bangunan lainnya juga ikut rusak.

Dampaknya para siswa harus belajar di madrasah, di panggung luar sekolah atau di musala lantaran tidak ada ruangan yang bisa digunakan untuk belajar mengajar.

Sebanyak 127 siswa secara bergantian belajar di tiga lokasi tersebut dan jika turun hujan mereka akan dipulangkan untuk belajar di rumah masing-masing.

BACA JUGA : Miris! Siswa SDN Majasari III Cibiuk Garut Belajar Beralaskan Terpal

Baru beberapa hari ini, akhirnya bangunan darurat seperti kandang ayam selesai dibangun oleh masyarakat, kepala desa dan guru, sehingga pada siswa sekarang bisa mulai belajar disekolah secara bergantian di kelas darurat ini.

Menurut salah seorang siswa kelas 5, Muhamad Iqbal Akbar, belajar sebelumnya di kelas yang masih tersisa, tapi bergantian. Belajar di lokasi ini dirasanya tidak nyaman dan berharap sekolahnya bisa bagus kembali.

Sedangkan menurut guru kelas 4, Asep Helmi, kerusakan sekolah ini berawal dari bagian atap bocor pada tahun 2019 lalu. Kemudian ambruk saat musim Covid-19

“Awalnya hanya dua lokal yang rusak dan karena tidak dibetulkan akhirnya semuanya jadi ambruk,” ujar Helmi, Selasa (18/10/2022).

Semua bangunan jumlahnya 7 lokal, terdiri dari 6 kelas dan 1 perpustakaan. Adapun yang rusak berat sebanyak 5 lokal. Pihak sekolah sudah mengajukan permohonan pembangunan, namun hingga saat ini belum ada realisasi.

Untuk bangunan darurat merupakan inisiatif masyarakat, kepala desa dan guru. Dengan harapan proses belajar megajar tetap berlangsung.

Sejak senin yang belajar di ruang darurat ini adalah kelas 1, 2, dan 4. Sisanya belajar di musala, di panggung dan di ruang dekat kantor guru.

Sementara itu, menurut Komandan Brigif 13 Galuh Kostrad, Kolonel Inf Jimmy TP Sitinjak, kesatuannya akan melakukan perehaban sekolah yang kondisinya sangat memprihatinkan.

(Red/Jony)