Momen Menteri Hadiri Acara Pembukaan WWF di Bali

Momen Menteri Hadiri Acara Pembukaan WWF di Bali

Denpasar, LINews – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menghadiri rangkaian pembuka World Water Forum (KTT WWF) ke-10 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura Kura Bali, Denpasar. Basuki pun kembali beraksi bak seorang fotografer yang sibuk memotret berlangsungnya ritual Segara Kerthi dan Tumpek Uye.

Basuki duduk di sebelah kiri Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Dia mengenakan udeng (ikat kepala) hitam dengan corak bordir emas, kemeja batik abu-abu, dan celana jeans biru.

Tak ketinggalan, kamera berlensa panjang melekat kuat di tangannya. Dia sesekali memotret penampilan penari dan umat Hindu yang sedang bersembahyang saat prosesi Segara Kerthi dan Tumpek Uye.

Basuki yang juga Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara WWF ke-10 mengungkapkan Bali memiliki kearifan lokal dalam memuliakan air. Ia menilai tradisi penyucian terhadap sumber air itu selaras dengan helatan WWF sebagai pertemuan internasional sektor air terbesar di dunia.

“(Ritual) ini bukan hanya show bagi orang luar (Bali), tapi sebuah upacara sesungguhnya bagaimana kita menyucikan air. Sesuai dengan local wisdom di Bali,” kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/5/2024).

Segara Kerthi adalah wujud rasa syukur serta menjaga harmonisasi alam dengan menyucikan air hingga sumber air. Ritual tersebut sekaligus untuk mendoakan agar penyelenggaraan WWF ke-10 di Bali berjalan lancar dan sukses.

Pelaksanaan ritual Segara Kerthi juga bertepatan dengan perayaan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang yang diperingati setiap 210 hari, tepatnya pada Sabtu Kliwon Wuku Uye menurut perhitungan kalender Bali. Bagi umat Hindu di Bali, Tumpek Uye menjadi momen untuk memuja keagungan Ida Sang Hyang Widi dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Pasupati sebagai penjaga alam semesta, termasuk satwa.

Bendesa Adat Serangan I Nyoman Gede Pariatha menjelaskan filosofi penyucian air tersebut selaras dengan tema WWF yang membahas tentang permasalahan air global. “Konsep (ritual) hari ini untuk mempertemukan darat dan laut. Jadi, matching antara pembersihan darat dan laut,” kata Pariatha.

Prosesi Segara Kerthi dan Tumpek Uye tersebut juga diiringi dengan pementasan tarian sakral. Di antaranya, Topeng Panasar, Sang Hyang Jaran, Sang Hyang Dedari, Baris Cerkuak, Rejang Putri Maya, hingga Tari Topeng Sidakarya. Prosesi diakhiri dengan pelepasan 1.000 tukik, 1.000 burung, dan 5 penyu.

Untuk diketahui, WWF ke-10 di Bali akan berlangsung pada 18-25 Mei 2024. Forum air terbesar dunia tersebut rencananya dihadiri sebanyak 13.448 orang dari 148 negara. Adapun, delegasi VVIP terdiri dari 8 kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, 3 utusan khusus, dan 38 menteri.

Nantinya, para delegasi berfokus membahas empat hal terkait air. Mulai dari konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), hingga mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).

(Nian)

Tinggalkan Balasan