Panggung Sandiwara DPRD, Kasus “Dewan Mesum” Raib

Oleh : Veronica

Dulu, kita dihebohkan dengan beredarnya video “seronok” alias mesum anggota DPR, Yahya Zaini yang berasal dari Fraksi Golkar dengan penyanyi dangdut Maria Eva. Heboh, berhari-hari media massa kita memuat berita tersebut. Tak ketinggalan pula acara-acara infotainment di televisi, mereka membedahnya habgis-habisan.

Ya, bagaimana tidak, yang satu, prianya seorang pejabat yang terhormat (harusnya), sedangkan lawan mainnya seorang penyanyi dangdut. Yang kemarin-kemarin hendak mencalonkan diri menjadi kepala daerah atau seorang bupati.

Waktu itu, kalau tidak salah, sampai berlanjut ke kepolisian itu sendiri. Keduanya, Yahya Zaini dan Maria Eva, dengan di dampingi pengacaranya masing-masing dipanggil kepolisian. Namun ramai-ramai perkara mereka menyusut dalam hitungan pekan, terutama setelah Yahya Zaini mengundurkan diri dari keanggotaannya sebagai anggota DPR, juga sebagai pengurus teras Partai Golkar.

Hari-hari ini, setelah beberap bulan digegerkan dengan video mesum artis, yang katanya, mirip Luna Maya dengan penyanyi top Ariel Peterpan, dan artis Cut Tari dengan Ariel peterpan. Tatar Pasundan alias provinsi Jawa Barat digegerkan dengan video mesum pimpinan DPRD Jabar, tepatnya Wakil Ketua DPRD Jawa Barat, Rudi Harsa Tanaya dari fraksi PDI Perjuangan.

Yang kata Polda Jabar, beliau itu dijebak, lalu diteror dan diperas. Kepolisian Jawa Barat sudah memeriksa 8 (delapan) orang saksi. Begitu kata berita TribunJabar pada waktu itu (30/10) di halaman depan.

Tapi dengan jelas karena banyak nya kasus asusila yang di lakukan oleh anggota dewan atau mungkin bisa di sebut (oknum dewan) yang sudah menjadi rahasia publik, salah satu kasus asusila dewan dengan wanita bersuami (istri orang, red) seakan hilang bak di telan bumi tanpa ada kepastian kasus di lanjutkan.

Ada apa dengan Aparat Penegak Hukum (APH) yang hanya diam dan tidak memproses masalah kasus “dewan mesum”, apakah kasus asusila yang menyangkut DPR – RI, DPRD akan berhenti tanpa ada sangsi yang tegas? Apakah kasus “dewan mesum” tidak akan di proses? Atau banyak pihak yang terlibat untuk menghentikan kasus “dewan mesum”?

Dengan kata lain, tanpa dinyatakan secara jelas, video mesum itu benar adanya, meskipun belum diteliti kebenarannya oleh pakar telematika. Karena yang sudah terang benderang, Oknum “dewan mesum” Jawa Barat itu telah meminta pengawalan ke pihak kepolisian saat akan di konfirmasi, dalam hal ini sudah jelas oknum “dewan mesum” tersebut merasa bahwa dirinya merasa bersalah.

Yang menjadi soal, lagi-lagi pejabat kita tersandung dengan perkara perzinahan. Apapun sebabnya, atau apapun “cukang lantarannya.” Dijebak atau tidak, yang sudah terang benderang adegan “seronok” pimpinan DPRD Jawa Barat dengan seorang perempuan , yang entah siapa namanya. Telah menohok serta mengoyak hati warga Pasundan atau warga Jawa Barat yang menjunjung norma-norma kesusilaan dan keagamaan. Dari sudut manapun, jelas beliau telah melanggar norma dan agama yang hidup di tatar Pasundan itu.

Namun, sebagai lembaga yang terhormat, sudah seharusnya mekanisme cek dan ricek digunakan juga oleh DPRD Jawa Barat melalui Badan Kehormatan (BK) .

Tidak bisa begitu saja berlepas tangan, karena nama lembaga DPRD Jawa Barat pun dipertaruhkan. Meski itu taruhlah sebagai perbuatan pribadi ataupun individu. Tapi, sekali lagi, pimpinan DPRD Jawa Barat tidak bisa berlepas tangan. Harus sigap dan cekatan.

Kalau benar dijebak, atau apapun namanya, untuk berbuat mesum, direkam lagi. Tentu bukanlah cermin seorang pejabat yang patut diteladani banyak orang.

Ya…, ini mungkin karena DPRD Jawa Barat tidak melakukan studi banding ke Yunani untuk belajar etika seperti yang dilakukan koleganya di Pusat atau Jakarta (DPR). Makanya tersandung video mesum, walau, ya, walalu…, katanya, dijebak. Yang buntutnya, diteror serta diperas orang.