Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.(Dewan Pembina PGRI)
Sunggguh Allah, Tuhan yang maha Esa telah memberikan sebuah kehormatan dan anugerah. Kepada siapa? Di antaranya kepada kedua orangtua dari Maruli Simanjuntak. Maruli Simanjuntak putra seorang guru yang kini menjadi Pangkostrad.
Sebuah kebanggaan, seorang anak guru SMAN dapat menjadi seorang jenderal dengan jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Putra guru, berdarah guru, sayang pada guru.
Tak disangka buku karangan Saya yang berjudul “Darah Guru” pengantar Prof. Dr. Cecep Darmawan, tersambung dengan keberadaan Sang Pangkostrad, Letjen Maruli Simanjuntak. Ia adalah jenderal berdarah guru.
Sejak masuk ke ruangannya, rasa keluarga gurunya terasa. Ia sangat ramah menyambut. Tidak terasa menyeramkan dan penuh canda yang bermakna. Padahal biasanya kita (sipil) terasa agak horror kalau masuk markas TNI.
Jenderal Maruli Simanjuntak terlihat, smart, ramah dan memberi waktu panjang untuk diskusi. Dalam dialog dan canda, kami para guru mendoakan Sang Maruli Simanjuntak, Putra Guru, bisa jadi KASAD dan kelak Panglima TNI.
Bila Jenderal Sudirman berasal dari guru masa revolusi bisa menjadi Panglima TNI, maka mengapa tidak Maruli Simanjuntak berasal dari keluarga guru, bisa menjadi Panglima TNI.
Maruli Simanjuntak adalah kebanggaan para guru, keluarga guru dan organisasi profesi guru. Duhai Tuhan yang maha kasih jadikanlah putra putri guru, pahlawan tanpa tanda jasa, mendapatkan karir terbaik di negeri ini.
Kami para guru selalu terharu, bila melihat anak didik sukses merintis karier. Apalagi anak didik itu adalah putra putri guru. Guru terbaik, anak terbaik, akan menjadi pembaik bagi negeri ini. Termasuk Pangkostrad Maruli Simanjuntak.