Bandung, LINews – Dadang Karso Pemerhati Pasar di Jawa Barat, soroti pengelolaan Pasar Sehat Cicalengka pasca berakhirnya kerja sama dengan PT. Bina Bangun Persada. Ia mengungkapkan kekhawatiran atas ketidakjelasan alur pendapatan dari sektor parkir dan retribusi yang saat ini tidak melalui mekanisme lelang terbuka.
“Saya sangat menyayangkan terkait pengelolaan pasar sehat Cicalengka saat ini, Pasalnya setelah tidak lagi dipegang oleh PT. Bina Bangun Persada, diduga muncul kejanggalan yang mana dalam penunjukan pihak ketiga untuk mengelola parkir dan rekrutmen tenaga kerja melalui yayasan, tanpa proses lelang”ujar H. Dadang Karso, Rabu (15/7).
Dadang pertanyakan mengenai alur retribusi dan parkir yang di pungut dari para pedagang.
“Kemana aliran dana itu disetorkan? Ini sudah berjalan lebih dari tiga bulan tanpa adanya transparansi. Jangan sampai jadi ajang bancakan pihak-pihak tertentu. Ini pasar rakyat, bukan ladang bisnis pribadi,” tegasnya.
Dadang menambahkan, bahwa dana retribusi seharusnya dikembalikan dalam bentuk perbaikan jembatan dan peningkatan sarana prasarana pasar. Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya.
“Halaman belakang pasar selalu tergenang air, bahkan saat tidak hujan. Kalau hujan lebih parah lagi. Ini akibat saluran air yang tersumbat dan tidak ada perbaikan sama sekali. Padahal, uang dari retribusi bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan seperti ini,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini jelas menunjukkan lemahnya pengawasan dan manajemen pasar. Ia mendesak pemerintah daerah untuk segera melakukan evaluasi dan audit menyeluruh terhadap sistem pengelolaan yang berjalan saat ini.
“Pasar ini milik rakyat, Jangan ada lagi pengelolaan yang tertutup, apalagi tanpa dasar hukum yang jelas. Pemerintah harus hadir dan memastikan tidak ada penyimpangan,” tegasnya.
Diakhir pembicaraan di sampai kan lagi bahwa dirinya akan menindaklanjuti dan akan membuat surat pengaduan ke APH, jika tidak ada perubahan atas pengelolaan pasar sehat Cicalengka.
(Arus)