Jakarta, LINews – Geger, sosok perempuan bernama paspor Dewi Astutik yang diduga gembong narkoba kelas atas dengan bawaan 2 ton sabu-sabu ke Indonesia.
Dua ton sabu-sabu tersebut berhasil diungkap oleh Badan Narkotika Nasional ( BNN) di Kapal Motor (KM) Sea Dragon Tarawa di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada awal Mei lalu.
Tentu saja tangkapan tersebut membuat geger karena jumlahnya yang luar biasa. Dan yang lebih menggemparkan lagi, sosok gembong di belakang peredaran sabu 2 ton tersebut.
Pihak BNN merilis ada nama Dewi Astutik yang menjadi gembong dari peredaran barang haram itu.
Ya, Penangkapan sabu senilai Rp 5 triliun ini memunculkan nama Dewi Astuti (nama paspor Dewi Astutik).
Menurut BNN, Dewi Astutik adalah seorang WNI asal Jawa Timur yang malang melintang sebagai gerbong narkoba di sejumlah negara.
Dari foto-foto yang diperlihatkan BNN, Dewi Astutik berambut pendek. Itu terlihat dari foto paspornya dan lahir 8 April 1983. Foto lain memperlihatkan Dewi Astutik menggunakan kerudung.
BNN merilis nama Dewi Astutik sekaligus memperlihatkan tangkapan 2 ton sabu di Dermaga Bea Cukai Batam, Tanjunguncang, Batam, Kepulauan Riau, pada Senin (26/5/2025).
Dewi Astutik adalah pengendali serta perekrut kurir untuk jaringan internasional di Indonesia. Warga Ponorogo, Jawa Timur itu, kini masuk dalam daftar buronan atas BNN RI.
Kepala BNN RI, Komjen Marthinus Hukom, mengungkapkan bahwa informasi soal Dewi Astutik diperoleh dari pemeriksaan terhadap empat orang WNI yang merupakan ABK kapal tersebut, yakni Fandi Ramdani, Leo Candra Samosir, Richard Halomoan, dan Hasiholan Samosir.
“Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astuti dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle,” ujar Marthinus.
BNN menduga Dewi Astutik saat ini tengah berada di sekitar wilayah Kamboja. Alasannya operasi jaringan pengedar narkoba geng Dewi Astutik berkutat di Thailand, Myanmar, dan Laos.
Untuk bisa menangkap Dewi Astutik, BNN telah bekerja sama dengan Badan Intelijen Negara (BIN).
Menelusuri Kampung Dewi Astutik di Ponorogo
Dari paspor maupun foto kopi KTP diketahui Dewi Astutik merupakan warga Jawa Timur.
Dalam identitas kependudukan itu tertulis bahwa Dewi Astutik beralamat di Dukuh Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
Law-Investigasi mencoba menelusuri jejaknya sesuai dengan alamat identitas yang beredar di media sosial.
Namun nihil, tidak ada nama Dewi Astutik di Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo, Jatim.
“Nama Dewi Astutik tidak ada. Tetapi alamat itu memang warga sini. Fotonya juga kenal,” ungkap Kepala Dusun Sumber Agung, Gunawan, Selasa (27/5/2025).
Menurutnya, jika sesuai KTP maupun pasport warga mengenal nama berinisial PA. PA memang bekerja di Luar Negeri.
“Memang kerja di luar negeri dan sudah lama berangkatnya. Pernah bekerja di Hongkong dan Taiwan, dan terakhir ini katanya bekerja di Kamboja,” urainya.
Salah satu warga, Sri Wahyuni mengatakan hal yang sama. Kata dia tidak ada nama Dewi Astutik di lingkungannya.
“Lihat di media sosial memang seperti warga sini. Tetapi namanya bukan Dewi Astutik melainkan PA,” pungkasnya.
Hubungan Apa dengan Fredy Pratama?
Nama Dewi Astutik sempat mencuat pada 2024 lalu. Nama Dewi Astutik mencuat setelah BNN membongkar peredaran heroin 2,76 kilogram kala itu.
Terungkapnya kasus tersebut berawal saat Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta mengamankan seorang pria berinisial ZM pada 24 September 2024.
ZM saat itu baru tiba di Terminal 3 Kedatangan Bandara Soekarno-Hatta setelah menumpang pesawat dari Singapura.
Setelah kopernya digeledah, ditemukan narkotika jenis heroin sebanyak 2.760 gram yang disembunyikan di dinding koper.
Setelah diperiksa, ZM mengaku bila barang haram tersebut akan diserahkan kepada SS. Beranjak dari pengakuan ZM, tim BNN pun bergerak menangkap SS.
Selanjutnya, BNN dari keterangan SS diketahui pelaku lain berinisial AH. AH merupakan orang yang memerintahkan ZM dan SS untuk mengambil heroin dari seorang perempuan bernama Dewi Astutik (DA) di Kamboja.
Berdasarkan petunjuk tersebut, tim BNN pun akhirnya menangkap AH di Medan, Sumatera Utara. Kepala BNN RI Komjen Marthinus Hukom mengungkap sosok Dewi Astutik.
Jaringan Narkotika Dewi Astutik berbeda dengan sindikat Fredy Pratama yang saat ini pun menjadi buruan aparat penegak hukum di Indonesia.
“Sindikat heroin ini adalah sindikat yang berbeda dengan Fredy Pratama,” kata Marthinus di kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2024).
Dewi Astutik selama ini diketahui kerap beroperasi di wilayah negara Golden Triangle. Golden Triangle atau segitiga emas merupakan istilah untuk lokasi tiga negara yakni Laos, Myanmar, dan Thailand.
Kawasan ini dikenal sebagai Segitiga Emas karena merupakan penghasil utama opium dan heroin di Asia Tenggara.
“Dari hasil analisa jaringan internasional, dia (Dewi Astuti) adalah Warga Negara Indonesia bergabung dengan jaringan Afrika dan sangat mungkin orang-orang yang ditangkap di Adis Ababa (Ethiopia) bagian dari sindikatnya dia,” jelasnya.
(Ris)