Jakarta, LINews – Tersangka pembunuhan Brigadir J, salah satunya adalah istri Ferdy Sambo yakni Putri Candrawathi.
Terungkap saat menjalani pemeriksaan Putri Candrawathi kerap beruba dalam memberikan keterangan terkait kematian Brigadir J.
Diketahui pertanyaan yang dilontarkan penyidik ke Putri Candrawathi sering dijawab berbeda oleh istri Ferdy Sambo itu.
Seperti pada keterangan pertama bahwa dirinya menyebut dilecehkan oleh Brigadir J di dalam kamar.
Lalu pada keterangan kedua, Putri menyebut jika Brigadir J melucuti bajunya saat berada di dalam kamar.
Dan pada keterangan ketiga, Putri Candrawathi mengatakan dirinya saat berbaring di kamar kemudian Brigadir J masuk dan melakukan kontak fisik.
Dilansir Seputar Tangsel, Ahli hukum tata negara Refly Harun menanggapi pernyataan istri Ferdy Sambo tersebut dengan menyebut dugaan bagian dari skenario.
Refly Harun menduga apa yang dilakukan Putri adalah upaya meringankan hukuman suami.
Dilihat dari kedekatan beberapa photo dan video di media sosial tiktok, kedekatan istri Sambo (PC) dengan alam Brigadir J terasa sangat spesial, bahkan beberapa photo selfie terlihat PC tengah menggandeng mesra Brigadir J.
Motiv pembunuhan Brigadir J sangat ramai di perbincangkan, mulai orang buta hukum hingga ahli hukum.
Refly Harun pun menyebut ada keanehan jika ada kedekatan antara Brigadir J dan Putri Candrawathi sedekat itu.
Sebab dibeberapa keterangan yang disampaikan oleh pengacara keluarga Brigadir J bahwa Putri Candrawathi sudah menanggap Brigadir J sebagai anak di dalam rumah.
Namun menurut Refly Harun ini tetaplah cerita orang dewasa.
“Tapi jangan lupa, ini kan cerita tentang orang dewasa, orang yang barang kali ada masalah dalam hubungan rumah tangga, kemudian masuk orang lain dan orang lain barang kali menghibur atau katakanlah obat lara. Kira-kira begitu lah,” ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun pada Rabu, 24 Agustus 2022.
“Tapi sekali lagi, ini terkait dengan dua hal tentunya. Apakah dia ingin meringankan hukuman bahwa motif membunuh adalah motif yang justified karena istri diganggu, dilecehkan, tapi motif lain adalah barang kali dia malu mengungkapkan yang sesungguhnya,” katanya menambahkan.
Apa yang diketahui oleh Brigadir J tentang bobrok nya institusi negara ini hingga nyawa menjadi taruhan nya, ada pepatah mengatakan ‘korbankan 1 nyawa untuk selamatkan banyak nyawa’ tetapi dengan tewasnya Brigadir J justru terungkap sudah betapa bobroknya institusi yang seharusnya mengayomi.
“Hanya Orang Mati Yang Bisa Jaga Rahasia”
(Vhe)