Jakarta, LINews — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan telah melakukan sejumlah langkah persiapan dalam penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN pada 5-7 September 2023. Sederet langkah itu mulai dari rekayasa lalu lintas, beautifikasi kota, hingga kebijakan Work From Home (WFH) kepada aparatur sipil negara (ASN) selama perhelatan berlangsung.
Kepala Biro Kerja Sama Daerah Provinsi DKI Jakarta, Marulina Dewi mengatakan, langkah-langkah itu dilakukan Pemprov DKI sebagai bagian dari persiapan Jakarta selaku tuan rumah KTT ke-43 ASEAN.
“Pemprov DKI Jakarta membuat berbagai langkah. Yang pertama, melakukan rekayasa lalu lintas di sejumlah jalan yang telah dilakukan sosialisasinya secara masif oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta,” ujar Marulina Dewi.
Marulina menerangkan, rekayasa arus lalu lintas ini dirancang oleh Dishub DKI yang disesuaikan dengan agenda KTT ke-43 ASEAN sejak 2 hingga 7 September mendatang.
Menurutnya, terdapat 29 ruas jalan yang menjadi jalur perlintasan para delegasi KTT ke-43 ASEAN. Rekayasa lalu lintas ini dilakukan mulai dari pengalihan arus hingga buka tutup jalur sesuai situasi di lapangan.
Selain itu, untuk mengantisipasi potensi penumpukan kendaraan dan kemacetan selama perhelatan KTT ke-43 ASEAN, Pemprov DKI juga menerapkan kebijakan WFH yang sudah dilakukan sejak 21 Agustus lalu.
“Berdasarkan SE Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta tentang Pelaksanaan Tugas Kedinasan dari Rumah, ASN DKI Jakarta melakukan WFH sejak 21 Agustus yang lalu paling banyak 50 persen, lalu tanggal 4-7 September ditingkatkan menjadi 75 persen WFH,” ujar Marulina Dewi.
“Selanjutnya adalah imbauan kepada badan usaha untuk melaksanakan pekerjaan dengan kombinasi bekerja di rumah dan bekerja di kantor yang menyesuaikan sifat dan jenis pekerjaan pada tanggal 4 sampai dengan 7 September. Imbauan diberikan karena banyaknya jalur yang dibuka tutup tadi,” tambahnya.
Kemudian, lanjut Marulina Dewi, Dinas Pendidikan Provinsi DKI juga telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Pelayanan Pembelajaran pada saat masa KTT bagi 1.108 sekolah di 9 kecamatan. Surat Edaran itu memuat kebijakan 100 persen kegiatan belajar jarak jauh atau belajar dari rumah.
Selain kebijakan di atas, Pemprov DKI juga mengadakan pembenahan dengan melakukan penataan infrastruktur kota. Hal ini dilakukan agar para delegasi KTT ke-43 ASEAN merasa aman dan nyaman selama di Jakarta.
Penataan kota dimulai dari penyulaman tanaman di titik-titik jalur hijau, pengecatan lapis pengerasan tambahan (overlay), pembersihan kabel fiber optik, pembersihan dan pengecatan JPO, hingga membersihkan dan merapikan halte.
Selanjutnya, dilakukan pembersihan jalur pedestrian, sungai, pencopotan atribut partai untuk sementara waktu, penataan ojek dan parkiran, hingga penertiban penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
“Selain itu para wali kota juga telah berkoordinasi dan memantau titik-titik yang terlihat masih kurang ethic. Kemudian di daerah Dukuh Atas, terdapat mural yang bertemakan ASEAN,” tutur Marulina.
Marulina Dewi lebih lanjut menjelaskan, Pemprov DKI juga telah melakukan promosi sejak beberapa bulan lalu, seperti pameran foto di Pekan Raya Jakarta, penyampaian berbagai informasi tentang Goes To KTT ASEAN di stasiun-stasiun MRT serta pelaksanaan sosialiasi ASEAN di sekolah (ASEAN Goes to School).
Selanjutnya, terkait Side Event ASEAN, Pemprov DKI juga telah sukses menjadi ‘tuan rumah’ pada 1-2 Agustus lalu. Masing-masing pada Meeting of Governors and Mayors of ASEAN Capital atau MGMAC, dan juga ASEAN Mayor Forum yang bertempat di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat dengan tema tema “Mengatalisasi Pertumbuhan Regional melalui Pembangunan Berkelanjutan di Kota-kota ASEAN”.
“Acara ini dihadiri oleh gubernur dan para wali kota dari negara anggota ASEAN dan juga tambahan ASEAN Plus Three, yaitu Korea Selatan, dengan total peserta sebanyak 300 delegasi,” imbuhnya.
Lebih dari itu, Marulina Dewi juga menjelaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta dipercaya oleh pemerintah pusat menjadi bagian penyambutan para leaders KTT ke-43 ASEAN di Bandara Soekarno-Hatta. Kata Marulina, Pemprov DKI pada 3, 4, dan 5 September, leaders akan disambut oleh Abang None dan tarian khas Betawi.
“Pemprov DKI Jakarta menurunkan 90 penari per harinya, yang dibagi dalam 3 shift per hari. Per shift ada 3 kelompok penari untuk menyambut saat para leader turun dari pesawat bersama pejabat penyambut.” tambah Marulina Dewi.
(Bayu)