Pesan Luhut ke Prabowo Agar Tak Bawa Orang Toxic

Pesan Luhut ke Prabowo Agar Tak Bawa Orang Toxic

Jakarta, LINews – Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berpesan kepada presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto agar tidak membawa orang toxic ke dalam kabinetnya nanti. Jubir Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan makna di balik pesan Luhut.

Luhut menyampaikan pesan itu di Jakarta. Luhut meminta Prabowo untuk tidak membawa orang toxic atau bermasalah ke kabinetnya.

“Untuk presiden terpilih, saya bilang jangan bawa orang toxic ke pemerintahan mu, itu akan sangat merugikan kita,” ujar Luhut dalam acara ‘Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth’ di Jakarta, Jumat (3/5).

Ucapan Luhut itu direspons sejumlah elite hingga Ketum parpol. Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkfli Hasan (Zulhas) meyakini terkait ucapan Luhut, Prabowo pasti tahu yang terbaik.

“Itu Pak Prabowo sebagai presiden terpilih punya hak prerogatif,” ujar Zulhas kepada wartawan, Senin (6/5/2024).

Zulhas mengatakan penunjukkan menteri di kabinet nanti adalah hak prerogatif dari presiden. Ia mengatakan Prabowo mengetahui mana yang terbaik untuk pemerintahannya.

“Terserah beliau saja. Tahu yang terbaik ya,” katanya.

Adapun Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menganggap pesan Luhut ke Prabowo juga diharapkan banyak pihak. Menurut dia, siapapun menginginkan kepemimpinan kabinet yang baik.

“Ya toxic pasti bukan hanya harapan Pak Luhut,” kata Cak Imin kepada wartawan di Makassar, Sulawesi Selatan.

Cak Imin mengatakan semua orang memahami kriteria kepemimpinan yang baik seperti apa.

“Siapapun ingin kepemimpinan kabinet yang baik ya. Jadi bagaimana kriterianya saya kira semua orang juga paham,” jelasnya.

Tafsir Budiman Sudjatmiko

Anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Budiman Sudjatmiko, mempunyai tafsir tersendiri atas pesan Luhut soal orang toxic. Budiman menyebut orang toxic yang dimaksud Luhut adalah individu tertentu, bukan partai politik.

“Yang saya bayangkan mungkin Pak Luhut berbicara orang-orang atau unsur-unsur yang tidak mendukung keberlanjutan, keberlangsungan, begitu. Saya kira dalam kerangka itu dan tidak dalam frekuensi yang sama dalam mengusung keberlanjutan sebagaimana yang telah disampaikan dalam kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Budiman kepada wartawan, Minggu (5/5/2024).

“Yang tidak mendukung hilirisasi, digitalisasi. Tidak mendukung optimalisasi sumber daya manusia, makan siang gratis, IKN, ya mungkin orang yang tak mendukung itu. Itu kan yang menjadi tema-tema utama kampanye Pak Prabowo dan Mas Gibran,” imbuhnya.

Budiman tak menyebutkan secara spesifik siapa sosok individu yang dimaksud. Namun, dia mengatakan orang itu selama ini kerap menyerang gagasan Prabowo-Gibran secara terbuka.

“Saya menganggap Pak Luhut mereka yang tidak mendukung itulah, kira-kira. Yang selama ini selalu terbuka menyerang itu. Saya kira itu,” ucapnya.

Budiman tak yakin yang toxic seperti dimaksud Luhut adalah partai politik.

“Kita bicara individu ya, kita tidak bicara partai. Yang dimaksud Pak Luhut itu kan individu ya,” kata dia.

Penjelasan Jubir Luhut

Jubir Luhut, Jodi Mahardi, menjelaskan maksud orang toxic dalam pesan Luhur ke Prabowo. Jodi mengatakan Luhut tidak ingin nantinya ada pihak-pihak yang menghambat kemajuan program di kabinet Prabowo.

“Pak Luhut menggunakan istilah toxic untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan,” kata Jodi saat dihubungi melalui pesan singkat, Senin (6/5).

Jodi menuturkan pesan Luhut mencerminkan pentingnya kesatuan. Semuanya demi kepentingan bersama.

“Hal ini mencerminkan pentingnya kesatuan fokus dalam menjalankan program-program pemerintahan demi kepentingan bersama,” tuturnya.

(Ary)

Tinggalkan Balasan