Polisi Bongkar Kasus Dugaan Serial Killer Mbah Slamet

Polisi Bongkar Kasus Dugaan Serial Killer Mbah Slamet

Banjarnegara, LINews – Satreskrim Polres Banjarnegara, Jawa Tengah, mengungkap dugaan kasus pembunuhan berantai (serial killer) yang berawal dari penipuan dengan modus penggandaan uang dengan tersangka TH alias Mbah Slamet.

“Pembunuhan berencana yang dilakukan oleh TH alias Mbah Slamet (45), asal Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, kemudian korban adalah saudara PO (53) yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat,” kata Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto saat konferensi pers di Polres Banjarnegara, Senin (3/4).

Kemudian petugas Polres Banjarnegara dibantu sukarelawan mengevakuasi sejumlah mayat yang dikubur pada sebidang kebun di Desa Balun, Kabupaten Banjarnegara. Mayat-mayat itu diduga korban pembunuhan berencana yang dilakukan Mbah Slamet dengan modus dukun pengganda uang.

Saat dikonfirmasi wartawan di Banjarnegara, Senin sore, Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Bintoro Thio Pratama mengatakan pihaknya kembali melakukan penggalian di sekitar lokasi penemuan korban pertama yang ditemukan terkubur di lahan milik pelaku pada hari Sabtu (1/4).

“Namun kami belum bisa pastikan jumlahnya (jumlah mayat yang dievakuasi, red.),” katanya.

Informasi yang dihimpun dari sejumlah sukarelawan, sebanyak 10 mayat berhasil dievakuasi dalam penggalian tanah yang dilakukan pada Senin ini beberapa diantaranya terkubur dalam satu lubang.

Setelah dievakuasi dari lokasi penguburan, mayat-mayat tersebut langsung dibawa ke RSUD Hj Lasmanah Banjarnegara untuk dilakukan identifikasi.

Dalam konferensi pers sebelumnya, Hendri Yulianto mengatakan kronologi terungkapnya kasus tersebut berawal dari laporan anak salah satu korban berinisial PO, GE, yang diterima Polres Banjarnegara pada 27 Maret 2023.

Dalam laporannya, kata dia, GE mengaku diajak ayahnya untuk bertemu dengan seseorang di Banjarnegara pada Juli 2023 dengan menggunakan bus dari Sukabumi menuju Wonosobo.

Sesampainya di Wonosobo, PO dan GE bertemu dengan Mbah Slamet yang selanjutnya mengajak mereka ke rumahnya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.

Ketika berada di rumahnya, Mbah Slamet mengajak PO masuk ke dalam salah satu ruangan, sedangkan GE diminta menunggu di luar.

“Selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2023, PO kembali berangkat ke Banjarnegara seorang diri untuk bertemu Mbah Slamet dengan menggunakan kendaraan Wuling warna hitam,” kata Hendri.

Ia mengatakan sesampainya di Banjarnegara pada 23 Maret 2023, PO sempat berkomunikasi menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp dengan anaknya yang lain, yakni SL yang merupakan adik dari GE.

Dalam pesan tersebut, PO menulis sedang di rumah Mbah Slamet dan meminta anaknya berjaga-jaga seandainya dia berumur pendek atau tidak ada kabar hingga Minggu (26/3). PO meminta anaknya agar langsung ke lokasi bersama aparat karena GE tahu rumahnya.

Kemudian pada 24 Maret lalu, PO tak bisa dihubungi lagi ponselnya, sehingga GE melaporkannya ke Polres Banjarnegara yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan dan penangkapan terhadap Mbah Slamet. Dari hasil pemeriksaan kemudian diketahui jasad PO sudah dikubur di dekat jalan setapak menuju hutan di Wanayasa pada Sabtu (1/4).

Lebih lanjut, Hendri mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, kasus pembunuhan berencana tersebut berawal dari kesepakatan penggandaan uang antara Mbah Slamet dan korban PO.

“Mbah Slamet ini memiliki ‘tangan kanan’ yaitu saudara BS. Satu tahun lalu, saudara BS ini mengunggah ke Facebook yang isinya bahwa Mbah Slamet adalah orang pintar yang bisa menggandakan uang,” jelas Kapolres Banjarnegara itu.

Menurut dia, PO yang membaca unggahan itu pun tertarik, sehingga BS mempertemukannya dengan Mbah Slamet.

Sejak pertemuan itu, PO memberikan sejumlah uang dan mahar kepada Mbah Slamet, namun hasil penggandaan uang tersebut tidak kunjung terealisasi, sehingga korban berulang kali menagih kepada tersangka.

Oleh karena merasa kesal terus-menerus ditagih korban, Mbah Slamet akhirnya memberi PO minuman yang telah dicampur dengan potas (potassium sianida) sehingga tewas lalu jasadnya dikubur di jalan setapak yang menuju hutan.

“Selain karena kesal terus-menerus ditagih, tersangka juga takut dilaporkan oleh korban ke penegak hukum, sehingga diracunlah korban ini,” tegasnya.

(Red)

Tinggalkan Balasan